sog. NISOFA. PELATIHAN PENGKAJIAN SKALA NYERI CRITICAL PAIN OBSERVATION TOOL (CPOT) PERAWAT DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG.
IN DI K AT O R HA S I L B E L A J AR. 2. Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu : Memahami konsep nyeri pasien di ICU Macam macam pengkajian skala nyeri verbal dan non verbal Memahami indikasi pengunaan skala nyeri CPOT Melakukan p ersiapan Alat Pengkajian Nyeri Critical Pain Observation Tool ( CPOT ) pada pasien sakit kritis di ICU Melakukan p ersiapan Pasien Pengkajian Nyeri Critical Pain Observation Tool ( CPOT ) pada pasien sakit kritis di ICU Melakukan p ersiapan Petugas Pengkajian Nyeri Critical Pain Observation Tool ( CPOT ) pada pasien sakit kritis di ICU Melakuka p ersiapan lingkungan Pengkajian Nyeri Critical Pain Observation Tool ( CPOT ) pada pasien sakit kritis di ICU M elaksanaan prosedur pengukuran skala nyeri mengunakan CPOT Pengkajian Nyeri Critical Pain Observation Tool ( CPOT ) pada pasien sakit kritis di ICU Menentukan skala nyeri CPOT.
3. PENDAHULUAN.
LATAR BELAKANG. Pasien sakit kritis diprediksi mengalami nyeri , akan tetapi pasien tidak bisa mengungkapkan rasa nyerinya , meski tidaK bisa mengkomunikasikan secara verbal, namun secara visual dapat diamati (Heru, 2019).
LATAR BELAKANG. PENYEBAB DAN SUMBER NYERI PASIEN SAKIT KRITIS.
FENOMENA LAIN (Andreas Kopf.2010).. P asien ketakutan karena berada di ruang yang terasing M erasa tidak ada pertolongan m erasa adanya ketidakmampuan untuk mengingat dan memahami situasi yang ada di ruang I ntensif Care , K ecemasan dan ketidakpastian kondisi dirinya sendiri T idak ada keluarga dan ketidakpastian masa depannya. L ingkungan yang berisik, alarm monitor dan telpon berdering A ktivitas perawat yang sibuk dan ribut R esusitasi pasien dan adanya pasien baru T idak mampu berkomunikasi, bergerak ataupun merubah posisi G angguan pola tidur. Sensasi yang lain seperti kehausan, lapar, kedinginan, kepanasan, kram otot, gatal-gatal, muntah, dan kebosanan serta kurang adanya kegiatan distraksi.
fungsi fisiologis ( fluktuasi tanda - tanda vital) Waktu rawat inap di ICU lebih lama Waktu penggunaan ventilator lebih lama R espon stres atau stimulasi berlebihan simpatik dapat menyebabkan komplikasi : Ketidakstabilan kardiovasculer Vasokontriksi PD. Atelectasis, Peningkatan konsumsi oksigen dan Ischemia jaringan Morbiditas dan mortalitas pasien di ICU meningkat Nyeri yang tidak tertangani juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial ( Bor Seng et al., 2013). Nyeri jangka panjang yang tidak diobati meningkatkan risiko gangguan stres pasca-trauma (Jun-Mo, Ji Hyun, 2014)..
PERAN DAN KOMPETENSI PERAWAT ICU DALAM MANAGEMEN NYERI.
9. PEDOMAN PRINSIP PAIN MANAGEMEN. Lakukan Secara rutin pengkajian nyeri , karena pasien mengalami nyeri saat istirahat dan selaman prosedur , termasuk kegiatan rutin Lakukan penilaian nyeri rutin pada semua pasien . Pada pasien yang dapat melaporkan sendiri tingkat nyerinya , gunakan angka 0 hingga 10 mengunakan skala penilaian numeri baik secara verbal maupun visual. Untuk pasien yang tidak mampu mengungkapkan nyerinya , gunakan BPS/BPS-NI atau CPOT . Tanda- tanda vital harus digunakan hanya sebagai petunjuk untuk penilaian nyeri lebih lanjut Pendekatan bertahap berbasis protokol untuk nyeri dan manajemen sedasi pada orang dewasa yang sakit kritis dianjurkan . Pendekatan analgesik multimodal untuk manajemen nyeri dianjurkan . Pijat , musik , teknik relaksasi , dan terapi es efektif dan intervensi nonfarmakologis yang layak untuk prosedural dan / atau nonprocedural ..
10. . MACAM MACAM PENGKAJIAN SKALA NYERI. . Skala nyeri verbal Verbal Rating Scale (VRS) Visual Analogue Scale (VAS) Numeric Rating Scale (NRS) Wong Baker Faces Pain Scale.
American Society of Pain Nursing Management (ASPNM) dan Gelinas, 2016 ).
PENGKAJIAN SKALA NYERI CRITICAL PAIN OBSERVATION TOOL ( CPOT ).
13. Indi kator Ekspresi w•ajah Gerakan tubuh Aktivasi alarrn ventilator rnekanik (Pasi.en diintut•asi) Berbicara j ika pasien diekstubasi Ketegangan otot Total Kondisi Tidak gerakan abnormal Lokalisas.i kooperatif terhaaap ventilator rne•kanik aaa nyeri kerja Skor O 1 2 O 1 2 o 1 2 o 1 2 O -1 2 Keteran an Tidak aaa ket a an otot Mengerutkan kerung, alis, orbit rnenegang (misalnya rne-r-nb•uRa mata atau r-nenangjs sear-na prosetur nosjse ti semua gerakan wajan sebelumnya ditarnoan rnata tertutup rapat (Pasjen dapat mengalarni mulut terbUka, men i it selan T idak bergerak (tidak kesakitan) atau POSiSi norrnal (tidak aaa gerakan 10kalisasi n eri GeraRan hati—hati, rnenyentuh lokasi n eri nnencari rhatian rnelalui erakan Mencabut ETT. mencooa untuR auauk, tidak rnengikuti perintah. rnencoba Keluar Alarm aktif tapi rnati sendin dari tern tidur Alarrn tidak berbun i Batuk, alarm berounyi tetapi tan secara s Alarm sering berbunyi Bicara dengan nada pelan Menaesan, mengerang Menan iS berteriak T idak ada ketegangan otot Gerakan otot sif Gerassan sangat kuat bernenti Alarm a ktif selalu Berbicara dalarn nada norrnal atau tidak ada suara Mendesa , men ran Menan iS T idak aaa ket an an otot T an kaku Sangat tegang atau kaku.
14. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN. Pasien harus diamati saat istirahat selama satu menit untuk mendapatkan nilai dasar CPOT. Kemudian , pasien harus diobservasi selama prosedur nosiseptif yang diketahui menyakitkan ( misalnya memiringkan posisi , perawatan luka ) untuk mendeteksi setiap perubahan perilaku pasien terhadap nyeri . Pasien harus dievaluasi sebelum dan pada efek puncak dari agen analgesik untuk menilai apakah pengobatan itu efektif atau tidak dalam menghilangkan rasa sakit . Untuk penilaian CPOT, pasien harus diberikan skor tertinggi yang diamati untuk setiap item selama periode observasi . Pasien harus diberi skor untuk setiap perilaku yang termasuk dalam CPOT dan ketegangan otot harus dievaluasi terakhir , terutama saat pasien istirahat karena stimulasi sentuhan saja ( saat melakukan fleksi dan ekstensi pasif lengan ) dapat menyebabkan terhadap reaksi perilaku ..
Mengalami penurunan kesadaran dengan GCS. Tidak mengalami brain injury.
16. PERSIAPAN A LAT. Formulir pengkajian nyeri CPOT Bolpoint Sarung tangan bersih.
17. PERSIAPAN PASIEN. Lakukan tindakan dengan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) Lakukan perkenalan diri dan identifikasi pasien Jel as kan tujuan yang akan dilakukan Jelaskan prosedur pelaksanaan.
18. PERSIAPAN PETUGAS. Pastikan pasien yang akan kita lakukan pemeriksaan nyeri dengan CPOT adalah pasien kritis dengan atau tanpa bantuan jalan napas definitive dan ventilator mekanik ang tidak mampu mengungkapkan rasa nyeri nya ..
19. PERSIAPAN LINGKUNGA N. Jaga privasi pasien kalau perlu dengan memasang sketsel / sampiran Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman . ..
20. PELAKSANAAN PROSEDUR. Istirahat Perubahan Posisi /Miring Kiri Atau Kanan . ..
21. PENGKAJIAN SAAT PASIEN ISTIRAHAT ..
22. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
23. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
24. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
25. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
30. PENGKAJIAN SAAT PERUBAHAN POSISI/MIRING.
31. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT PERUBAHAN POSISI.
32. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT PERUBAHAN POSISI.
33. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT PERUBAHAN POSISI.
34. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT PERUBAHAN POSISI.
35. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT PERUBAHAN POSISI.
36. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT PERUBAHAN POSISI.
37. PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT PERUBAHAN POSISI.
PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
VIDEO PELAKSANAAN PENGKAJIAN NYERI CPOT PADA SAAT ISTIRAHAT.
VIDEO LATIHAN KASUS.