IMG_256. Kelompok 1. Sinusitis/ Rhinosinusitis. April '22.
Kelompok 1 2FA3 Kelompok 1 2FA3. IMG_256. Andi Hidayat (191FF03079) Reflechya Hattu (201FF03101) Aliya Herdiana Putri (201FF03102) Sani Rahma Putriyani (201FF03103) Miftah Muzaki (201FF03104) Agisna Nurhalizah (201FF03105) Dewi Sintawati (201FF03106) Viska Mustika Santosa (201FF03107) Dika Azhar Ramadhan (201FF03108) Agung Septiansah (201FF03109) Afifah Rusyda Sani (201FF03110) Agung Triono (201FF03111) Andira Aqila Fadia (201FF03112) Asi Raja Pasaribu (201FF03113) Choerrunisa (201FF03114).
Sinusitis. Terjadinya peradangan pada dinding sinus yang merupakan rongga kecil berisi udara dan terletak pada struktur tulang wajah. Bila terinfeksi sinusitis ± 3 minggu maka disebut dengan sinusitis akut, dan bila berlangsung selama 3-8 minggu atau > 12 minggu disebut sinusitis kronis.
Etiologi. infeksi pada hidung yang meradang polip hidung tumor dan benda asing di hidung Menyelam gigi geraham atas meradang karies pada gigi septum nasi bengkok sehingga mengganggu aliran ingus (Iskandar, 2006)..
Patofisiologi. Peran Obstruksi pada Ostitum Sinus Gangguan Fungsi Silia.
Patofisiologi. Saat terjadi obstruksi ostium sinus, mukosa rongga sinus akan tetap memproduksi mukus, akibatnya terjadi akumulasi berlebih mukus. Silia hanya dapat bekerja bila ada komposisi cairan mukus yang sesuai. Mukus pada saluran pernapasan terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama adalah lapisan serosa (sol phase) yang lebih encer dan tipis yang mengelilingi batang silia dan membantu kerja silia. Lapisan kedua (gel phase) memiliki konsistensi lebih kental dan berada di atas lapisan pertama..
Faktor Resiko. Faktor genetik, pola hidup, dan keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perjalanan penyakit rinitis alergi maupun rinosinusitis. Seiring dengan berlangsungnya revolusi industri, terjadi peningkatan pajanan terhadap polutan lingkungan seperti asap dan debu, penjinakan hewan seperti binatang peliharaan membuat penderita terpajan hal – hal tersebut dalam area yang lebih terbatas dibandingkan sebelumnya. Kebiasaan masyarakat seperti merokok, konsumsi alkohol, penggunaan substansi intranasal seperti kokain telah menjadi penyebab yang menambah keluhan hidung..
Manifestasi Klinik. Gejala Umum Sinusitis : Pilek Hidung Tersumbat Nyeri pada wajah (disekitar hidung, mata dan dahi) Sakit kepala Lendir menetes ke tenggorokan Sakit tenggorokan, batuk, demam dan bau mulut..
Diagnosis. Pemeriksaan fisik dengan memeriksa telinga, hidung dan tenggorokan apakah terdapat pembekakan, drainase atau penyumbatan. Endoskop yaitu alat kecil berlampu/optik dapat digunakan untuk melihat hidung secara mendalam. Beberapa kasus akan dirujuk ke spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT).
Pemeriksaan Penunjang. Foto polos sinus paranasalis Pemeriksaan standar utama untuk sinusitis. Kekurangannya adalah sering ditemukan hasil positif dan negatif palsu Computed Tomography Scanning (CT Scan) Pemeriksaan digunakan untuk menggambarkan keadaan sinus dan membantu diagnosis pada anak terutama sinusitis kronis Magnetic Resonance Imaging (MRI) Pemeriksaan digunakan untuk mengetahui kelainan dari sinus paranasal, namun terbatas dalam pencitraan kelainan tulang, sehingga MRI tidak dapat mengevaluasi sinusitis akut maupun kronis.
Terapi Farmakologi. Terapi Medikamentosa Sinusitis Akut diberikan amoksisilin (40 mg/kgbb/hari) yang merupakan first line drug, namun jika tidak ada perbaikan dalan 48-72 jam, dapat diberikan amoksisilin/klavulanat. Sebaiknya antibiotik diberikan selama 10-14 hari. S inusitis K ronis antibiotik diberikan selama 4-6 minggu sebelum diputuskan untuk pembedahan. Dosis amoksisilin dapat ditingkatkan sampai 90 mg/kgbb/hari. Pada pasien dengan gejala berat atau dicurigai adanya komplikasi diberikan antibiotik secara intravena.
Terapi tambahan : Antihistamin : Dekongestan : Steroid :.
Obat pereda nyeri : dokter dapat meresepkan paracetamol atau ibuprofen, untuk meredakan sakit kepala atau nyeri di wajah yang disebabkan oleh sinus. Kortikosteroid semprot hidung : pengobatan ini digunakan untuk mencegah dan mengobati peradangan pada sinus. Obat kortikosteroid yang biasa digunakan antara lain adalah fluticasone dan budesonide..
Terapi Non Farmakologi. Perawatan mandiri di rumah, seperti kompres hangat, untuk membantu meringankan gejala Memodifikasi gaya hidup dalam menghindari alergen pemicu Memakai masker dengan benar Tidak merokok Menghindari kontak dengan orang sakit..
Monitoring & Evaluasi. Studi Kasus. Diagnosis. Tatalaksana & Penilaian Ulang.
Studi Kasus. Seorang laki-laki dengan umur 46 tahun, Tuan M datang ke RS Bhakti Kencana dengan keluhan nyeri pada kepala dan tenggorokan..
Diagnosis. Anamnesis identifikasi faktor resiko pada pasien dan lama sakit Nilai keadaan klinis : adakah tanda bahaya, tanda-tanda dini pneumonia (napas cepat atau tarikan dinding dada).
Hasil. Pasien merasakan nyeri ini sejak 7 hari yang lalu disertai pilek yang sering kambuh dan ingus yang kental di hidung. Nyeri ini dirasakan semakin hebat jika pasien menelan makanan dan menundukkan kepala. Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 1 kg dari berat badan sebelumnya. Pernapasan tidak teratur, suara nafas ronkhi berhubungan dengan adanya secret kental pada hidung. Pasien mengaku pernah mempunyai riwayat penyakit THT sebelumnya. Tidak ada riwayat sinusitis pada keluarga pasien. Keadaan lingkungan tempat tinggal pasien kurang bersih dan juga kurangnya ventilasi pada rumah. Berdasarkan hasil diatas, diagnosis kasus diatas adalah pasien menderita sinusitis..
Tatalaksana. Berdasarkan diagnosis, rencana penatalaksanaan pada pasien yaitu : Tindakan suportif intake yang cukup Pemberian antibiotik ayang adekuat paling sedikit selama 2 minggu Pemberian analgetika dan antihistamin (apabila ada faktor alergi) Pemberian dekongestan untuk memperbaiki saluran yang tidak boleh diberikan lebih dari pada 5 hari karena dapat terjadi Rebound congestion dan Rhinitis redikamentosa. Selain itu, pada pemberian yang terlalu lama dapat menimbulkan rasa nyeri, rasa terbakar, dan kering arthofi mukosa dan kerusakan silia. Edukasi termasuk konseling kapan harus kontrol.
P enilaian Ulang. Setelah 3 hari, hasil evaluasi menunjukkan : S : pasien mengatakan kalau nyeri yang dirasakan berkurang O : - nyeri yang dirasakan berkurang atau menghilang - RR = 16-20 x /menit - Nadi = 60-100 x/menit - Ekspresi wajah mulai stabil A : masalah teratasi P : rencana dihentikan.
Thank you!. Do you have any questions?.