PowerPoint Presentation

Published on Slideshow
Static slideshow
Download PDF version
Download PDF version
Embed video
Share video
Ask about this video

Scene 1 (0s)

KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA ING MARTADIPURA #PEMBUKAAN#.

Scene 2 (9s)

ULASAN LATAR BELAKANG SEJARAH. 1. Kerajaan Kutai Martadipura berdiri sekitar abad 4 Masehi dengan Raja Pertamanya bernama Kudungga , kerajaan ini diyakini sebagai kerajaan Hindu tertua di nusantara . Sedangkan Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada Abad 13 Masehi dengan Raja Pertamanya Aji Batara Agung Dewa Sakti. 2. Pusat Kerajaan Kutai Martadipura berada di Kecamatan Muara Kaman sedangkan Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pertama kali di Jahitan Layar kemudian berpindah ke Tepian Batu , Kutai Lama Anggana . 3. Raja Mulawarman merupakan raja terbesar dan paling terkenal dari Kerajaan Kutai Martadipura . Pada masa pemerintahannya , Raja Mulawarman yang membawa Kerajaan Kutai mencapai masa kejayaannya . Pada masa ini juga, rakyatnya hidup tentram dan sejahtera sehingga Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang sangat melimpah . Nama Mulawarman juga diabadikan sebagai nama Museum yang merupakan bekas Keraton Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura . 4. Kerajaan Kutai Kartanegara pertama berlokasi di Kutai Lama (1300-1732), hilir Mahakam. Lalu pindah ke Pemarangan (1732-1782), dan terakhir di Tepian Pandan sejak 1782. Nama Tepian Pandan diganti menjadi Tangga Arung — bermakna “ Rumah Sang Raja”—yang dilafalkan warga setempat sebagai Tenggarong . Kepindahan Ibu Kota Kerajaan Kutai dari Pemarangan ke Tenggarong dilakukan pada masa Aji Imbut yang bergelar Sultan Muhammad Muslihuddin . Takhta di Tenggarong dimulai sejak 28 September 1782, kini diperingati sebagai hari jadi kota Tenggarong . 5. Pertempuran sengit berlangsung antara kedua kerajaan pada Abad ke 16 saat Kerajaan Kutai Martadipura dipimpin oleh rajanya Dharma Setia dan Kerajaan Kutai Kartanegara dengan rajanya Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa . Saat itu , Kerajaan Kutai Martadipura ditaklukkan oleh Kerajaan Kutai Kartanegara , dan Raja Dharma Setia tewas ditangan Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa . Raja kemudian mengumumkan bahwa sejak saat itu nama kerajaan berubah menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan wilayah kekuasaannya pun semakin luas ..

Scene 3 (1m 17s)

ULASAN LATAR BELAKANG SEJARAH. 6. Pada saat berdiri,kedua kerajaan ini sama-sama merupakan kerajaan Hindu. Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura berubah menjadi Kerajaan Islam sejak Abad ke-17 di masa pemerintahan Raja Aji Mahkota . Kemudian sebutan kerajaan menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura . Sultan Aji Muhammad Idris (1732-1739) merupakan raja Kutai Kartanegara pertama yang menggunakan gelar Sultan. 7. Pada masa kejayaannya hingga tahun 1959, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas . Ada beberapa wilayah otonom , yakni Kabupaten Kutai Kartanegara , Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur , Kota Balikpapan, Kota Bontang , Kota Samarinda , Kecamatan Penajam . 8. Kerajaan ini sempat mati suri beberapa dekade dan kemudian muncul kembali pada Tahun 2001, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura kembali eksis setelah dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara setelah mendapat izin dari Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur ). Itu sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Kedaton . Dampak utamanya tak lepas dari potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara 9. Benda- benda peninggalan Kerajaan Kutai Martadipura yang berasal dari Abad 4 Masehi ditemukan di Muara Kaman pada tahun 1890. Benda- benda itu diantaranya berupa Ketopong ( mahkota raja) yang terbuat dari emas , kalung uncal , kalung siwa , pedang sultan, kura-kura emas dan juga 7 buah prasasti yupa . Kesemua benda itu saat ini berada di Museum Nasional Jakarta, namun benda tiruan / replikanya bisa kita lihat di Museum Mulawarman Tenggarong . 10. Saat ini Sultan Kutai Kartanegara , Ing Martadipura adalah Aji Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat yang dinobatkan pada tanggal 15 Desember 2018). Dalam penobatan pewaris tahta Kesultanan Kutai ke 21 ini , Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mendatangkan benda-benda pusaka asli kerajaan yaitu dua pusaka milik kesultanan yang di simpan di Museum Nasional yaitu ketopong atau mahkota dari emas seberat 1,2 kg dan pedang 1,7 kg. Putra Mahkota Aji Pangeran Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat menjadi Sultan setelah menggantikan ayahandanya , Sultan Aji Muhammad Salehuddin II yang telah wafat dalam usia 93 tahun , pada 5 Agustus 2018 lalu ..

Scene 4 (2m 24s)

RAJA RAJA KUTAI MARTAPURA. Maharaja Kudungga , gelar anumerta Dewawarman ( pendiri ) Maharaja Aswawarman ( anak Kundungga ) Maharaja Mulawarman ( anak Aswawarman ) Maharaja Marawijaya Warman Maharaja Gajayana Warman Maharaja Tungga Warman Maharaja Jayanaga Warman Maharaja Nalasinga Warman Maharaja Nala Parana Tungga Maharaja Gadingga Warman Dewa.

Scene 5 (2m 39s)

RAJA RAJA KUTAI MARTAPURA. Maharaja Indra Warman Dewa Maharaja Sangga Warman Dewa Maharaja Candrawarman Maharaja Sri Langka Dewa Maharaja Guna Parana Dewa Maharaja Wijaya Warman Maharaja Sri Aji Dewa Maharaja Mulia Putera Maharaja Nala Pandita Maharaja Indra Paruta Dewa Maharaja Dharma Setia.

Scene 6 (2m 54s)

RAJA RAJA KUTAI KARTANEGARA ING MARTADIPURA. 1300-1325 Aji Batara Agung Dewa Sakti *Raja pertama Kutai Kartanegara yang mendirikan kerajaannya di Kutai Lama 1325-1360 Aji Batara Agung Paduka Nira 1360-1420 Aji Maharaja Sultan 1420-1475 Aji Raja Mandarsyah 1475-1545 Aji Pangeran Tumenggung Bayabaya 1545-1610 Aji Raja Mahkota Mulia Alam * Raja Kutai Kartanegara pertama yang memeluk agama Islam 1610-1635 Aji Dilanggar 1635-1650 Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura * Raja yang menaklukkan Kerajaan Kutai Martadipura . Raja kemudian menamakan kerajaannya menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura . 1650-1665 Aji Pangeran Dipati Agung ing Martapura 1665-1686 Aji Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura.

Scene 7 (3m 26s)

RAJA RAJA KUTAI KARTANEGARA ING MARTADIPURA. 1686-1700 Aji Ragi gelar Ratu Agung * Ratu pertama yang memimpin Kerajaan Kutai Kartanegara 1700-1710 Aji Pangeran Dipati Tua ( Pangeran Dipati Toewa Ing Martapoera ) 1710-1735 Aji Pangeran Anum Panji Mendapa ing Martapura 1735-1778 Aji Muhammad Idris 1778-1780 Aji Muhammad Aliyeddin * Aji Kado melakukan kudeta dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan Aji Muhammad Aliyeddin setelah Sultan Aji Muhammad Idris wafat di Wajo , Sulawesi Selatan 1780-1816 Aji Muhammad Muslihuddin * Pewaris tahta yang sah dari Sultan Aji Muhammad Idris dan berhasil menggulingkan pemerintahan Aji Kado 1816-1845 Aji Muhammad Salehuddin 1850-1899 Aji Muhammad Sulaiman 1899-1910 Aji Muhammad Alimuddin 1920-1960 Aji Muhammad Parikesit *Sultan terakhir setelah pemerintahan kesultanan berakhir pada tahun 1960 1999-2018 Haji Aji Muhammad Salehuddin II * Ditetapkan sebagai Sultan Kutai pada tahun 1999 setelah Kesultanan Kutai dihidupkan kembali . Namun upacara penobatan baru dilaksanakan pada 22 September 2001 2018 – Sekarang , Sultan Aji Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat.

Scene 8 (4m 11s)

APA ITU KERAJAAN KUTAI KARTANEGARA ING MARTADIPURA?.

Scene 9 (4m 31s)

SISTEM KONSTITUSIONAL KERAJAAN KUTAI KARTANEGARA ING MARTADIPURA?.

Scene 10 (4m 50s)

Yang dikatakan Hukum adat ada empat jenis ( Kitab Panji Selaten ) :.

Scene 11 (5m 4s)

Adat yang memang Adalah segala sesuatu yang menjadi ketetapan tuhan seperti hukum alam dan sebagainya ( Sunatullah ) Adat yang diadatkan Pasal 6: Yang dinamakan adat yang diadatkan , yaitu undang-undang negeri dan kerajaan , tempat mengatur dan menghukum desa rakyat serta Rajanya . Dijelaskan pada pasal 9 : “Yang disebut adat yang diadatkan , ialah adat hukum negeri . Ialah dibuat oleh Majelis orang-orang yang arif lagi bijaksana dengan mufakatnya dan dibenarkan oleh Raja. Lalu disebut adat yang diadatkan yang sudah menjadi sabda Pandita Ratu , jika siapa juapun merusaknya dinamakan ingkar dan mati hukumannya ”. Pasal 39: “ Adat besar Raja tiada bercerai . Segala mufakat itu dan putus dalam balai dan dibenarkan oleh Raja membenarkan kata mufakat ialah yang menjadi adat yang diadatkan . Sebagai adat yang diadatkan menjadi sabda Pandita Ratu yang tiada bisa berubah kecuali dengan mufakat . Barang siapa yang melanggar sabda Pandita Ratu artinya memoto ’ lidah Raja, maka mati jua hukumnya dengan tiada ampunannya . Adat yang diadatkan , ialah putusan dalam badai orang-orang besar dan segala orang yang arif bijaksana . Jika dimufakati ia dibenarkan oleh Raja dan diadatkan di dalam negeri dan teluk rantaunya ...”..