PENGEMBANGAN DAN PEMBERHENTIAN ASET TETAP

Published on Slideshow
Static slideshow
Download PDF version
Download PDF version
Embed video
Share video
Ask about this video

Scene 1 (0s)

PENGEMBANGAN DAN PEMBERHENTIAN ASET TETAP. Oleh : Riya Kusumawati (26/XII AKL 4).

Scene 2 (14s)

Aset Tetap dapat dihentikan penggunaannya dengan membuang, menjual atau menukarkannya. Pada umumnya, pada waktu aktiva dilepaskan, penyusutan atau amortisasi yang belum dicatat untuk periode bersangkutan dicatat sampai tanggal pelepasan.Ndengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan atau penghentian penggunaan dapat dihitung sebagai selisih antara harga perolehan aset tersebut dan akumulasi penyusutannya. Apabila harga pelepasan lebih besar dari nilai buku, dapat Sebaliknya, jika harga pelepasan lebih kecil daripada nilai buku, diakui kerugian. Dalam ayat pelepasannya, saldo dalam perkiraan aset tetap dan akumulasi penyusutan untuk aset tersebut dihapuskan. Aset tetap yang tidak lagi berguna dapat dibuang, dijual, atau dipertukarkan dengan aset tetap lainnya. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan tersebut akan berbeda-beda. Namun, pada praktiknya dalam semua kasus, nilai buku aset harus dihapus dari akunnya. Ayat jurnal untuk kepentingan ini akan mendebet akun akumulasi penyusutan sejumlah saldo pada tanggal pemberhentian aset dan mengkredit akun aset sebesar biaya asetnya..

Scene 3 (55s)

Apabila harga pelepasan lebih besar dari nilai buku maka diakui keuntungan. Sebaliknya, jika harga pelepasan lebih kecil daripada nilai buku, diakui kerugian. Dalam ayat pelepasannya, saldo dalam perkiraan aset tetap dan akumulasi penyusutan untuk aset tersebut dihapuskan. Aset tetap yang tidak lagi berguna dapat dibuang, dijual, atau dipertukarkan dengan aset tetap lainnya. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan tersebut akan berbeda-beda. Namun, pada praktiknya dalam semua kasus, nilai buku aset harus dihapus dari akunnya. Ayat jurnal untuk kepentingan ini akan mendebet akun akumulasi penyusutan sejumlah saldo pada tanggal pemberhentian aset dan mengkredit akun aset sebesar biaya asetnya ..

Scene 4 (1m 24s)

Aset tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aktiva tersebut sudah habis disusutkan. Jika aktiva masih digunakan oleh perusahaan, biaya akumulasi penyusutannya tetap dicatat dalam buku besar untuk menjaga akuntabilitas aktiva dalam buku besar. Jika nilai buku aktiva dipindahkan dari buku besar, akun tidak akan menyimpan bukti keberadaan aktiva yang masih berlangsung.Selain itu, data biaya dan akumulasi penyusutan untuk aktiva tersebut sering kali masih di butuhkan untuk keperluan menghitung pajak bangunan dan pajak penghasilan.

Scene 5 (1m 47s)

01. Agar rekening-rekening yang berhubungan dengan aktiva tetap dapat menyajikan informasi mengenai perolehan harga aktiva tetap, akumulasi penyusutan aktiva tetap dan nilai buku aktiva tetap dibuat secara layak..

Scene 6 (2m 12s)

Jenis Penghentian Aset Tetap. 01.

Scene 7 (2m 21s)

Pada saat aset tetap tidak lagi digunakan oleh perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau nilai pasarnya maka aset tersebut akan diberhentikan. Misalnya, diketahui bahwa peralatan perusahaan yang diperoleh sebesar Rp25.000.000,00 telah habis disusutkan per 31 Desember pada akhir tahun fiskal sebelumnya. Ayat jurnal unuk mencatat peralatan yang dihentikan pada tanggal 19 Februari adalah sebagai berikut:.

Scene 8 (2m 49s)

b. Pemberhentian Aset Tetap Sebelum Habis Masa Ekonomisnya.

Scene 9 (3m 26s)

c. Pemberhentian Aset Tetap Akibat Adanya Kerusakan pada Aset Tetap/habis umur Ekonomisnya.

Scene 10 (3m 57s)

Prosedur Penghentian Penggunaan Aset Tetap. 02.

Scene 11 (4m 5s)

1. Pembuangan Aset Tetap. Jika terdapat aset tetap yang tidak berguna bagi perusahaan serta tidak memiliki nilai jual maka aset tersebut dapat dibuang. Apabila aset tetap tersebut belum dapat disusutkan secara penuh maka prosedurnya terlebih dahulu dilakukan pencatatan penyusutan sebelum aset tersebut dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi dalam perusahaan. Jadi, tidak akan timbul keuntungan maupun kerugian yang harus diakui dalam catatan akuntansi karena aset tetap telah disusutkan secara penuh dan tidak memiliki nilai sisa atau salvage value..

Scene 12 (4m 45s)

3. Pertukaran dengan Aset Nonmoneter Lainnya. Terdapat beberapa kasus mengenai aset lama ditukar aset baru dengan mempertimbangkan harga pasar dari aset lama. Pertukaran ini dapat terjadi antara aset tetap yang sejenis atau aset tetap yang tidak sejenis. Nilai tukar tambah atau trade-in allowance, dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai buku aset tetap yang lama. Saldo yang tersisa atas transaksi pertukaran ini dapat dibayarkan secara tunai atau dicatat sebagai suatu kewajiban. Pertukaran aset tetap dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang perlu diakui dalam catatan akuntansi pada saat pertukaran tersebut terjadi. Apabila aset tetap yang diperoleh dari hasil pertukaran tersebut dengan aset nonmoneter lain maka aset baru tersebut dicatat sebesar nilai nilai pasar wajar dari aset nonmoneter yang diserahkan. Perlakuan tersebut dikategorikan sebagai kasus umum dan sebagai transaksi pertukaran yang lebih umum..

Scene 13 (5m 21s)

4. Konversi Terpaksa. Adakalanya penghentian penggunaan aset tetap terjadi karena kerusakan berat akibat peristiwa-peristiwa seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, atau pengapkiran. Penghentian pemakaian yang disebabkan oleh jenis-jenis kejadian yang tidak dapat dikendalikan seperti ini digolongkan sebagai konversi terpaksa. Beberapa dari peristiwa ini merupakan risiko yang dapat diasuransikan dan terjadinya peristiwa tersebut menghasilkan ganti rugi dari perusahaan asuransi. Apabila ganti rugi lebih besar daripada nilai buku aset yang telah rusak maka keuntungan harus diakui pada saat pembukuan. Sebaliknya, apabila ganti rugi lebih kecil daripada nilai buku, kerugian akan dicatat. Jika kerugian tidak dapat diasuransikan atau perusahaan lalai akan asuransi kekayaannya, maka nilai buku yang tersisa dari aset tersebut harus dicatat sebagai kerugian. Karena kejadian-kejadian yang tidak biasa dan jarang terjadi maka keuntungan dan kerugian yang direalisasi sering kali dicatat sebagai pos luar biasa. Jika besar kemungkinan bahwa kejadian-kejadian yang tidak biasa itu akan berulang seperti pabrik dibangun di daerah rendah yang sering mengalami banjir, maka keuntungan atau kerugiannya dapat digolongkan sebagai pos biasa..

Scene 14 (6m 4s)

Misalnya, mesin yang dibeli pada tanggal 1 Juli 2018 dengan harga Rp3.200.000,00, pada tanggal 1 Desember 2018 dijual dengan harga Rp650.000,00. Mesin tersebut ditaksir umurnya 5 tahun dan depresiasinya dengan cara garis lurus, taksiran nilai residu Rp200.000,00. Penjualan mesin pada tanggal 1 Desember 2018 dicatat dengan jurnal sebagai berikut :.

Scene 15 (6m 37s)

Perhitungan : Harga jual 650.000 Nilai buku mesin : Harga Perolehan 3.200.000 Akumulasi Depresi: 2018 : 11 bulan = 550.000 2019 : 12 bulan = 600.000 2020 : 12 bulan = 600.000 2021 : 12 bulan = 600.000 2022 : 6 bulan = 300.000 + 2.650.000 – 550.000 – Laba penjualan aset tetap : 100.000.

Scene 16 (6m 58s)

Penjualan Penjualan Aset Tetap. 03.

Scene 17 (7m 6s)

Pada saat barang berupa aset tetap dijual, beban depresiasi aset (depreciation expense) harus sesuai dengan tanggal penjulan tersebut. Kemudian, penjurnalannya dengan cara menghilangkan cost dari aset dan akumulasi depresiasinya yang telah menimbulkan sejumlah uang yang diterima dari penjualan aset tersebut. Setelah itu, memasukkan bedanya atau selisihnya sebagai keuntungan atau kerugian atas penjualan aset tersebut. Contoh: Sebuah perusahaan menjual sebuah mesin pada tanggal 31 Januari 2018 seharga Rp50.00.000,00. Akumulasi depresiasi terakhir tercatat di 31 Desember sebesar Rp400.000.000,00 dengan taksiran depresiasi per bulan Rp4.000.000,00. Dalam buku besar menunjukan bahwa harga perolehan dari mesin sebesar Rp500.000.000,00. Pada akhir Januari, perusahaan akan melakukan pencatatan jurnal beban depresiasi sebesar Rp4.000.000,00. Berikut jurnalnya..

Scene 18 (7m 48s)

Dari jurnal tersebut, akumulasi depresiasi mesin berubah menjadi Rp 404.000.000. Kemudian dicatat dalam jurnal penjualan sebagai berikut :.

Scene 19 (8m 14s)

Pertukaran Aset Tetap. 04.

Scene 20 (8m 22s)

01. Pertukaran Aset Tetap yang Sejenis. Dalam pertukaran aset tetap yang sejenis dan terdapat selisih nilai wajar maka nilai wajar aset tetap baru ditetapkan sebesar nilai buku aset yang dilepaskan. Sebaliknya, jika nilai buku aset yang dilepaskan lebih tinggi dari nilai wajar aset yang diterima maka nilai buku aset yang diserahkan harus diturunkan dan nilai baru sesudah penurunan digunakan sebagai nilai wajar aset yang diterima. Jika di dalam transaksi pertukaran tersebut perusahaan harus membayar uang dalam jumlah tertentu maka harga perolehan dari aset yang diterima sama dengan nilai buku aset yang dilepaskan ditambah dengan uang yang dibayarkan. Sebaliknya, jika perusahaan menerima uang dalam transaksi pertukaran tersebut maka harga perolehan aset yang diterima sebesar nilai buku aset yang telah dilepaskan dan dikurangi uang yang telah diterima..

Scene 21 (8m 55s)

Kasus pertukaran aset tetap yang tidak sejenis ini terjadi karena pertukaran aset tetap yang mempunyai sifat dan fungsinya tidak sama. Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung, dan lainnya. Perbedaan antara nilai wajar aset tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aset tetap. Untuk menentukan harga perolehan dalam pertukaran yang tidak sejenis, harus didasarkan pada nilai wajar aset tetap yang diserahkan ditambah dengan jumlah uang yang dibayarkan. Apabila nilai wajar aset yang diserahkan tidak dapat diketahui maka harga perolehan dari aset baru tersebut didasarkan pada nilai wajar aset baru..

Scene 22 (9m 27s)

Kegiatan Penggunaan Aset Tetap. 05.

Scene 23 (9m 35s)

a. Pemeliharaan. Pemeliharaan atau maintenance aset tetap merupakan tindakan yang bertujuan untuk membuat aset tetap berfungsi normal seperti biasanya dan segala bentuk pengeluaran sebaiknya dijadikan biaya atau menjadi beban di periode pada saat biaya maintenance dikeluarkan. Berikut contoh kasus yang terkait dengan pemeliharaan Untuk memberikan oli pada mesin produkainya, PT faya Perkasa mengat sebesar Rp800.000,00 serta membersihkan mesinnya. Dari transakal tersebut, PT Jaya Perkasa mengeluarkan kas untuk menjaga agar mesin produksinya bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan pengeluaran ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut..

Scene 24 (10m 3s)

b. Perbaikan Aset Tetap. Perbaikan atau repair merupakan aktivitas yang lebih besar dari pemeliharaan dan berhubungan dengan aset tetap. Jika aset tetap fungsinya kurang maksimal, harus dilakukan tindakan perbaikan. Langkah ini diambil jika bagian atau komponen pada aset tetap yang menurun fungsinya tetapi belum perlu untuk diadakan penggantian menyeluruh atas aset tetap tersebut. Kasus PT Jaya Perkasa, saat teknisi mulai mengganti oli, diketahui komponen saluran oll mesinnya bocor terkena korosi sehingga oli mesin tak bisa bekerja semestinya PT Jaya Perkasa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengelas bagian mesin tersebut sebesar Rp1.200.000,00. Tindakan ini tidak hanya sekedar melakukan aktivitas pemeliharaan atau maintenance tetapi juga melakukan aktivitas perbaikan (repairs) pada aset tetap mesin yang dimiliki PT Jaya Perkasa. Pencatatannya adalah sebagai berikut..

Scene 25 (10m 41s)

c. Pergantian Kompenen Aset Tetap. Penggantian komponen aset tetap ini merupakan aktivitas penggantian satu atau beberapa komponen dari aset tetap tersebut. Misalnya, dalam kasus ini telah ditemukan bahwa wiper kaca mobil telah rusak dan ban mobil operasional pecah maka PT Jaya Perkasa perlu melakukan penggantian terhadap komponen yang sudah tidak dapat berfungsi kembali. Dalam penggantian komponen tersebut, diperoleh nota pembelian yang tertera mengenai harga ban Rp1.475.000,00 dan harga wiper kaca mobil adalah Rp70.000.00. Atas transaksi tersebut, dilakukan pencatatan sebagai berikut.

Scene 26 (11m 13s)

d. Peningkatan Kapasitas. Perusahaan yang sedang tumbuh dan kembang, jumlah produksinya akan mengalami kenaikan. Oleh karena itu, perusahaan mengambil tindakan untuk melakukan peningkatan kapasitas atau upgrade terhadap aset tetap yang digunakan, baik itu berupa mesin, gudang, tanah atau sumber daya yang dapat menghasilkan terhadap pertumbuhan perusahaan. Setelah adanya upgrading terhadap aset tetap tersebut, akan timbul pengeluaran yang cukup bernilai material bagi perusahaan. Misalnya, Diketahui PT STJ Group, yang bergerak dalam usaha transportasi otobus, akhir-akhir ini mengalami permintaan pesanan dan omset terus bertambah. Oleh karena itu, PT STJ Group mengambil langkah untuk menambah kapasitas garasi yang dimiliki saat ini. Untuk menambah garasi, PT STJ Group menggunakan bahan besi, galvalum. Dengan adanya peningkatan kapasitas tersebut, PT STJ Group mengeluarkan uang dengan rincian sebagai berikut..

Scene 27 (11m 57s)

e. Turun Mesin. Kasus turun mesin atau overhaul akan dialami oleh setiap aset tetap yang meliputi mesin atau aktivitas yang menggunakan mesin. Misalnya, mobil, mesin produksi, dan peralatan yang berhubungan dengan produksi. Dalam hal ini, aset tetap yang mengalami turun mesin dibongkar menyeluruh pada komponen utama dari aset tetap tersebut. Kemudian, setelah dilakukan penggantian dilakukan pemasangan kembali. Hal ini dilakukan agar aset tetap dapat berfungsi kembali dengan baik. Pada saat aset tersebut dalam proses turun mesin, terjadi juga proses penggantian komponen, pemeliharaan, juga perbaikan pada aset tersebut. Pada dasarnya, aktivitas turun mesin terjadi apabila kinerja dari mesin menurun sehingga output-nya secara signifikan juga menurun karena penggunaan yang sering. Tindakan turun mesin ini akan kembali memperpanjang umur ekonomis dari mesin tersebut. Jadi, pengeluaran yang dikeluarkan sebaiknya dikapitalisasi dengan mendebet rekening akumulasi penyusutan sebesar pengeluaran turun mesin dari aset tersebut..

Scene 28 (12m 36s)

THANK YOU.