Kolaborasi Bank dan Platform Pembayaran Digital Transformasi Layanan Keuangan di Era Society 5.0

Published on
Embed video
Share video
Ask about this video

Scene 1 (0s)

[Virtual Presenter] Selamat datang di pelatihan ini yang bertujuan untuk memperkenalkan kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital untuk menghadapi era Society 5.0. Saya seorang pengajar di perguruan tinggi dan akan memandu Anda melalui presentasi ini yang terdiri dari 48 slide. Kita akan membahas bagaimana kolaborasi ini dapat mewujudkan transformasi layanan keuangan. Mari kita mulai!.

Scene 2 (27s)

[Audio] Di slide ke-2 ini, kita akan membahas agenda pelatihan hari pertama dan kedua, yang meliputi topik kolaborasi strategis dan transformasi digital di era keuangan. Pada hari pertama, terdapat tiga modul yang akan dijelaskan, yaitu evolusi pembayaran digital di Indonesia, pola kolaborasi antara bank dan platform digital, serta peran bank dalam ekosistem digital. Sedangkan pada hari kedua, terdapat empat modul yang akan dijelaskan, yaitu konsep Human-Centric Digital Innovation, teknologi kunci seperti AI, Big Data, IoT, dan Blockchain, studi kasus implementasi konsep, serta workshop dan simulasi untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan. Dengan memahami materi ini, kita diharapkan dapat mengaplikasikan kolaborasi antara bank dan platform digital dalam era Society 5.0 dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan. Mari kita ikuti bersama-sama agenda pelatihan ini..

Scene 3 (1m 25s)

[Audio] Selamat datang di pelatihan kolaborasi Bank dan Platform Pembayaran Digital! Pada slide nomor 3 dari total 48 slide, kita akan mempelajari tujuan pembelajaran dari pelatihan ini. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan mampu memahami evolusi pembayaran digital di Indonesia, mengidentifikasi pola kolaborasi efektif antara bank dan platform pembayaran digital, menganalisis peran bank dalam ekosistem digital yang terus berkembang, memahami kerangka regulasi dan keamanan dalam layanan keuangan digital, mengaplikasikan konsep Society 5.0 dalam transformasi layanan keuangan, mengevaluasi teknologi kunci yang mendukung inovasi keuangan, merancang model kolaborasi berdasarkan studi kasus nyata, dan mengembangkan roadmap kolaborasi untuk implementasi. Dengan memahami tujuan pembelajaran ini, peserta akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam dunia keuangan digital yang terus berkembang. Selamat menonton dan selamat belajar!.

Scene 4 (2m 25s)

[Audio] Pada slide keempat dari total 48 slide, akan dibahas tentang profil peserta pelatihan ini. Pelatihan ini ditujukan untuk manajer bank yang bertanggung jawab atas strategi digital, para profesional fintech yang mencari kemitraan dengan perbankan, regulator keuangan yang memahami ekosistem pembayaran digital, tim inovasi keuangan di lembaga keuangan, dan para pengambil keputusan di sektor jasa keuangan. Prasyarat yang perlu dipenuhi untuk dapat mengikuti pelatihan ini adalah pemahaman dasar tentang layanan perbankan, pengetahuan umum tentang teknologi digital, dan pengalaman minimal 2 tahun di sektor keuangan. Dengan memenuhi prasyarat tersebut, diharapkan peserta dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari pelatihan ini. Selanjutnya, akan dipelajari lebih lanjut tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital di era Society 5.0..

Scene 5 (3m 17s)

[Audio] Di slide nomor lima presentasi ini, kita akan membahas tentang kolaborasi bank dan platform pembayaran digital dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Society 5.0 adalah era yang memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kehidupan manusia. Untuk mencapai kolaborasi yang sukses, diperlukan pendekatan pembelajaran yang efektif. Metodologi yang akan digunakan adalah presentasi interaktif, diskusi kelompok, studi kasus, dan workshop praktis. Dengan memadukan metode ini, diharapkan kita dapat mencapai hasil yang optimal. 40% aktivitas pembelajaran dilakukan melalui presentasi interaktif untuk memahami konsep dan strategi kolaborasi yang inovatif. Selanjutnya, 25% melalui diskusi kelompok untuk menganalisis SWOT dan model kemitraan yang dapat digunakan. Kemudian, 20% untuk studi kasus dan 15% untuk workshop praktis. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memperkuat pemahaman tentang kolaborasi bank dan platform pembayaran digital. Kami juga mengundang Anda untuk berpartisipasi aktif dan melakukan brainstorming untuk mencari ide-ide inovatif dalam kolaborasi ini. Mari kita mulai dengan presentasi interaktif mengenai kolaborasi inovatif..

Scene 6 (4m 38s)

[Audio] Di slide ke-6, kami akan membahas tentang evolusi pembayaran digital di Indonesia. Sebagai seorang akademisi di bidang pendidikan tinggi, penting bagi kita untuk memahami peran penting dari pembayaran digital dalam dunia finansial saat ini. Di Indonesia, penggunaan pembayaran digital semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai platform seperti e-wallet, m-banking, dan digital payment gateway telah banyak digunakan oleh masyarakat. Selain memudahkan dalam bertransaksi, pembayaran digital juga memungkinkan akses keuangan yang lebih mudah bagi masyarakat yang sebelumnya sulit mendapatkan layanan perbankan tradisional. Dengan kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital, layanan keuangan dapat diakses oleh lebih banyak orang. Selain itu, evolusi pembayaran digital juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Semakin banyak transaksi yang dilakukan secara digital, akan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi negara. Namun tentu saja, ada berbagai tantangan yang perlu dihadapi dalam mengembangkan pembayaran digital di Indonesia, seperti keamanan dan regulasi yang perlu diawasi dengan baik. Di modul 1 ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang evolusi pembayaran digital di Indonesia dan bagaimana kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dapat mendorong transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Sampai jumpa di slide selanjutnya untuk melanjutkan presentasi..

Scene 7 (6m 8s)

[Audio] Pada slide nomor 7, kami akan membahas tentang evolusi pembayaran digital di Indonesia. Di era Society 5.0, teknologi digital semakin mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk layanan keuangan. Bank dan platform pembayaran digital bekerja sama untuk mengembangkan layanan keuangan yang lebih efisien dan mudah digunakan sesuai kebutuhan masyarakat yang semakin canggih. Jumlah transaksi digital di Indonesia terus meningkat, dari triliun rupiah pada tahun 2017 menjadi triliun rupiah pada tahun 2018, dan terus bertambah hingga tahun 2025. Rencananya, nilai transaksi digital akan mencapai 5 triliun rupiah pada tahun 2025. Tujuan kolaborasi bank dan platform pembayaran digital ini adalah untuk memudahkan akses masyarakat dalam bertransaksi, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah yang sulit dijangkau secara fisik. Layanan pembayaran digital juga memberikan kemudahan dalam hal keamanan dan waktu, karena dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Kerjasama ini juga memungkinkan para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis mereka lebih luas dengan memanfaatkan layanan pembayaran digital untuk bertransaksi dengan pelanggan mereka. Selain itu, kolaborasi ini dapat mengurangi ketergantungan pada transaksi tunai yang rawan terhadap kehilangan dan begal. Dengan adanya evolusi pembayaran digital di Indonesia, diharapkan masyarakat dapat dengan mudah bertransaksi, meningkatkan efisiensi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Itulah pembahasan mengenai evolusi pembayaran digital di Indonesia pada slide nomor 7. Sampai jumpa pada slide selanjutnya!".

Scene 8 (7m 52s)

[Audio] Slide ke-8 membahas latar belakang dan pentingnya pembayaran digital dalam konteks kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital di era Society 5.0. Tujuan dari pembayaran digital adalah untuk melakukan transaksi keuangan secara elektronik tanpa menggunakan uang tunai dan melalui perangkat digital dan jaringan internet. Hal ini memungkinkan transaksi yang lebih cepat, efisien, dan transparan. Selain itu, pembayaran digital juga dapat mendorong inklusi keuangan dan inovasi dalam layanan keuangan baru yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, pembayaran digital merupakan hal yang tidak dapat dihindari di era Society 5.0. Melalui kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital, layanan keuangan dapat diperkuat untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Selanjutnya, kita akan membahas lebih jauh mengenai transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Terima kasih atas partisipasi dalam pelatihan video ini. Sampai jumpa di slide berikutnya..

Scene 9 (8m 59s)

[Audio] Pada slide ini, kami akan membahas sejarah pembayaran digital di Indonesia dari era 1990-an hingga saat ini. Pada era tersebut, teknologi ATM (Automatic Teller Machine) diperkenalkan sebagai inovasi pertama dalam layanan keuangan di Indonesia. Kemudian, pada era 2000-an, kartu debit dan kredit mulai diterapkan dan layanan internet banking serta transfer antar bank secara online muncul. Selain itu, di era 2010-an, muncul layanan mobile banking dan dompet digital seperti OVO, GoPay, dan DANA yang semakin populer. Saat ini, di era 2020-an, konsep open banking dan embedded finance memungkinkan integrasi layanan keuangan di berbagai platform, serta API banking memudahkan akses layanan keuangan. Dengan adanya inovasi-inovasi ini, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital semakin memperkuat transformasi layanan keuangan di Indonesia..

Scene 10 (9m 58s)

[Audio] Kita akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital, yang merupakan bagian dari transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Pada slide ke-10, kita akan melihat grafik pertumbuhan transaksi digital di Indonesia. Data ini diperoleh dari Bank Indonesia dan merupakan proyeksi hingga tahun 2025. Seperti yang terlihat, pertumbuhan transaksi digital terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, transaksi digital mencapai Rp 3.100 triliun dan diperkirakan akan meningkat hingga Rp 4.200 triliun pada tahun 2021, dengan persentase kenaikan sebesar 35%. Pada tahun 2022, diperkirakan transaksi digital akan mencapai Rp 5.800 triliun, meningkat sebesar 38% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, transaksi digital diperkirakan akan meningkat hingga Rp 7.500 triliun atau sebesar 29%. Pada tahun 2024, diperkirakan akan mencapai Rp 9.300 triliun dengan persentase kenaikan sebesar 24%. Dan pada tahun 2025, proyeksi menunjukkan transaksi digital akan mencapai Rp 11.500 triliun, dengan persentase kenaikan sebesar 24%. Ini menunjukkan bahwa dengan adanya kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital, layanan keuangan di Indonesia akan semakin tertransformasi dan mengikuti perkembangan di era Society 5.0." Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital, merupakan bagian dari transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Pada slide ke-10, grafik pertumbuhan transaksi digital di Indonesia dapat dilihat. Data ini diperoleh dari Bank Indonesia dan merupakan proyeksi hingga tahun 2025. Dapat dilihat bahwa pertumbuhan transaksi digital terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, transaksi digital mencapai Rp 3.100 triliun dan akan meningkat hingga Rp 4.200 triliun pada tahun 2021. Pada tahun 2022, diperkirakan transaksi digital akan mencapai Rp 5.800 triliun, meningkat 38% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, transaksi digital diperkirakan akan meningkat hingga Rp 7.500 triliun atau sebesar 29%. Pada tahun 2024, diperkirakan akan mencapai Rp 9.300 triliun dengan persentase kenaikan 24%. Dan pada tahun 2025, proyeksi menunjukkan transaksi digital akan mencapai Rp 11.500 triliun, dengan persentase kenaikan 24%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital, layanan keuangan di Indonesia akan semakin tertransformasi dan mengikuti perkembangan di era Society 5.0..

Scene 11 (13m 5s)

[Audio] Pelatihan kami kali ini membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital. Pada slide ke-11 presentasi ini, akan dibahas mengenai pemain utama dalam ekosistem pembayaran digital. Di era Society 5.0, transformasi layanan keuangan menjadi sangat penting seiring dengan kemajuan teknologi. Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital telah menjadi hal yang wajib, terutama di Indonesia. Ada tiga bank tradisional yang menjadi pemain utama di ekosistem pembayaran digital, yaitu Bank BCA, Bank Mandiri, dan BRI. Namun, kini juga sudah muncul bank digital seperti Bank Jago, SeaBank, dan Allo Bank yang turut serta dalam transformasi layanan keuangan. Selain bank, ada pula platform pembayaran digital yang sangat populer, seperti GoPay dari Gojek, OVO dari Grab, DANA dari Emtek, LinkAja dari BUMN, dan ShopeePay dari Shopee. Kehadiran platform ini memberikan kemudahan dalam proses pembayaran bagi masyarakat. Namun, tentu saja peran regulator sangat penting dalam kolaborasi ini. Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memegang peran penting dalam mengawasi dan mengatur kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital. Dengan adanya kolaborasi ini, layanan keuangan di Indonesia semakin maju dan berkembang, memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, seperti kemudahan dan kecepatan dalam transaksi keuangan. Pelatihan ini telah selesai. Jangan lupa ikuti presentasi kami selanjutnya untuk mempelajari lebih lanjut tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital. Selamat belajar!.

Scene 12 (14m 50s)

[Audio] Pelatihan ini membahas tentang kolaborasi antara Bank dan Platform Pembayaran Digital dalam menghadapi era Society 5.0. Pada slide nomor 12, kita akan membahas tren pembayaran digital yang diharapkan terjadi hingga tahun 2025. Tren pembayaran digital tersebut diprediksi menjadi dominan, dengan QRIS sebagai standar nasional. QRIS adalah sistem pembayaran digital yang memungkinkan adopsi massal di seluruh Indonesia dan integrasi dengan pembayaran internasional. Super App Ecosystem juga menjadi salah satu keunggulan dari platform pembayaran digital, di mana pengguna dapat dengan mudah mengakses berbagai layanan keuangan dan ekspansi ke layanan BNPL yang semakin populer. Pada tahun 2025, diprediksi akan terjadi pertumbuhan pesat pembiayaan digital dan integrasi dengan e-commerce untuk memudahkan bertransaksi secara digital. Selain itu, Central Bank Digital Currency (CBDC) juga menjadi bagian dari tren pembayaran digital di masa depan dan Bank Indonesia sedang melakukan uji coba untuk pengembangan digital rupiah. Dengan kolaborasi antara Bank dan Platform Pembayaran Digital, diharapkan layanan keuangan di Indonesia dapat lebih maju di era Society 5.0 ini dan mempercepat transformasi keuangan serta memudahkan masyarakat dalam bertransaksi secara digital. Mari terus memantau tren pembayaran digital ini dan siap menghadapi masa depan yang lebih modern dan efisien..

Scene 13 (16m 19s)

[Audio] Selamat datang kembali di video pelatihan kami mengenai kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam era Society 5.0. Kita akan membahas perbandingan metode pembayaran pada slide ke-13 dari total 48 slide. Dalam slide ini, kita akan melihat tabel yang berisi data mengenai metode pembayaran yang tersedia saat ini. Pertama, ada metode pembayaran tunai yang memiliki kecepatan sedang namun biaya rendah, namun tingkat keamanannya juga rendah, dan adopsinya masih sedang. Selanjutnya, ada metode pembayaran menggunakan kartu debit/ kredit yang memiliki kecepatan dan biaya sedang, namun tingkat keamanannya juga sedang dan adopsinya cukup tinggi. Kemudian, ada metode transfer bank yang memiliki kecepatan sedang namun biaya rendah, namun tingkat keamanannya cukup tinggi dan adopsinya juga tinggi. Selanjutnya, ada metode pembayaran menggunakan e-wallet yang sangat cepat namun dengan biaya yang rendah, namun tingkat keamanannya masih sedang dan adopsinya sangat tinggi. Ada juga metode pembayaran QRIS yang cepat, biayanya rendah, namun tingkat keamanannya masih sedang namun adopsinya sudah sangat tinggi. Terakhir, ada metode pembayaran menggunakan virtual account yang memiliki kecepatan cepat namun dengan biaya rendah, namun tingkat keamanannya tinggi dan adopsinya juga cukup tinggi. Dengan adanya berbagai metode pembayaran yang berbeda, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital memberikan kemudahan dan keamanan bagi pengguna. Hal ini sejalan dengan visi Society 5.0 yang menempatkan teknologi sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Terima kasih telah mengikuti video pelatihan ini. Selamat sampai jumpa di slide berikutnya!.

Scene 14 (18m 5s)

[Audio] Video training kita hari ini akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Tantangan yang dihadapi dalam pembayaran digital antara lain adalah dari segi teknis, seperti infrastruktur jaringan yang tidak merata dan interoperabilitas yang buruk. Tantangan lainnya adalah keamanan data, perlindungan konsumen, regulasi yang belum memadai, dan pencegahan pencucian uang. Literasi digital dan inklusi keuangan juga menjadi tantangan sosial yang perlu diperhatikan. Sebagai pihak yang terlibat dalam industri keuangan, kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Ini adalah bagian ke-14 dari presentasi kami, terima kasih telah mengikuti dan sampai jumpa di bagian selanjutnya..

Scene 15 (18m 54s)

[Audio] Video pelatihan ini akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam era Society 5.0. Teknologi digital telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang keuangan. Metode pembayaran yang semakin banyak menggunakan teknologi digital juga menjadi dampak dari era Society 5.0. Melalui diskusi kelompok, terdapat 3 peluang utama dalam mengembangkan pembayaran digital di Indonesia. Pertama, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital. Kedua, peningkatan penetrasi dan aksesibilitas teknologi digital di masyarakat. Dan ketiga, munculnya inovasi dan produk baru dalam pembayaran digital. Namun, terdapat 3 tantangan besar yang perlu dihadapi, yaitu regulasi yang belum mendukung sepenuhnya perkembangan pembayaran digital, literasi digital yang masih rendah di masyarakat, dan isu keamanan dan proteksi data dalam transaksi digital. Setiap kelompok telah menyiapkan presentasi dengan durasi 5 menit untuk memaparkan hasil diskusi dan gagasan mereka. Dengan waktu diskusi selama 20 menit dan presentasi selama 15 menit, kita akan memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai perkembangan pembayaran digital di Indonesia. Mari kita mulai presentasi dari kelompok pertama..

Scene 16 (20m 14s)

[Audio] Kembali ke modul 2 dari pelatihan ini, pada modul sebelumnya kita telah mempelajari banyak tentang transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Modul ini akan fokus pada kesimpulan dari modul 1 dan poin-poin penting yang perlu diperhatikan. Pada slide, kita dapat melihat bahwa pembayaran digital di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dari penggunaan ATM hingga terbentuknya ekosistem digital yang terintegrasi. Ini disebabkan oleh pertumbuhan transaksi digital sebesar 30% per tahun. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pembayaran digital telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital. Dengan adanya kerjasama ini, layanan keuangan dapat lebih terintegrasi dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan. Selain itu, regulator juga memegang peran penting dalam ekosistem pembayaran digital. Dengan QRIS sebagai standar pembayaran nasional, inklusi keuangan di Indonesia telah ditingkatkan. Sehingga lebih banyak masyarakat dapat mengakses layanan keuangan secara mudah dan terjangkau. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada tantangan yang perlu diatasi dalam pengembangan pembayaran digital di Indonesia. Tantangan tersebut antara lain adalah infrastruktur yang perlu ditingkatkan, regulasi yang perlu disesuaikan, dan literasi digital yang perlu ditingkatkan. Untuk mempersiapkan diri dalam modul 2, penting untuk memahami evolusi pembayaran digital. Dengan memahami evolusi ini, dasar yang kuat dapat dibangun untuk memahami pola kolaborasi antara bank dan platform digital. Selamat belajar dan sampai jumpa di modul selanjutnya!.

Scene 17 (22m 4s)

[Audio] Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital memiliki peran yang sangat penting dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Sebagai pendidik di dunia Perguruan Tinggi, kita perlu memahami dan mengapresiasi perkembangan terkini dalam bidang keuangan. Salah satu cara yang paling efektif bagi bank untuk bekerja sama dengan platform pembayaran digital adalah melalui integrasi API. Dengan integrasi API, bank dan platform pembayaran digital dapat terhubung secara langsung, memungkinkan penyebaran data yang lebih cepat dan akurat untuk meningkatkan layanan keuangan. Selain itu, kolaborasi ini juga dapat mengurangi ketergantungan pada satu sumber data melalui pertukaran data antara bank dan platform pembayaran digital. Melalui kolaborasi ini, bank dapat menawarkan layanan baru yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan secara mandiri, meningkatkan layanan dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi nasabah. Selain itu, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital juga dapat memperluas jangkauan pasar dengan adanya platform yang dapat diakses melalui internet, membantu meningkatkan inklusi keuangan dan membuka peluang baru bagi pertumbuhan bisnis. Dengan begitu, kolaborasi ini memberikan manfaat yang besar bagi kedua pihak dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan meningkatnya layanan keuangan yang lebih efektif dan inovatif, kita dapat menjadi bagian dari transformasi keuangan di era Society 5.0, memberikan dampak positif bagi kemajuan ekonomi dan sosial..

Scene 18 (23m 36s)

[Audio] Dalam video training kali ini, kita akan membahas mengenai kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Pada slide ke-18, kita akan melihat mengapa kolaborasi tersebut diperlukan. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, bank perlu berkolaborasi dengan platform digital untuk mengakses pelanggan baru, terutama generasi milenial dan Gen Z yang lebih cenderung menggunakan platform digital untuk pembayaran. Kolaborasi ini memungkinkan bank untuk berinovasi dalam bidang teknologi, mengembangkan layanan digital yang modern dan efisien, serta meningkatkan efisiensi operasional yang dapat mengurangi waktu dan biaya proses. Selain itu, kolaborasi ini juga memungkinkan bank untuk melakukan ekspansi pasar melalui platform digital yang memiliki jangkauan geografis yang lebih luas. Sementara itu, platform digital juga membutuhkan kolaborasi dengan bank karena legitimasi keuangan yang didukung oleh lisensi dan kepercayaan perbankan sangat penting dalam menjalankan platform pembayaran digital. Infrastruktur keuangan yang dibutuhkan untuk sistem pembayaran dan kliring juga dapat diperoleh melalui kolaborasi dengan bank. Selain itu, pemahaman yang lebih baik mengenai regulasi perbankan juga menjadi kebutuhan bagi platform digital. Dengan berkolaborasi dengan bank, platform digital dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman bank dalam mengelola kompleksitas regulasi perbankan. Terakhir, kolaborasi dengan bank juga dapat membantu platform digital untuk mendapatkan dukungan finansial yang diperlukan untuk melakukan ekspansi. Dengan demikian, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital sangat diperlukan dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak. Terima kasih..

Scene 19 (25m 31s)

[Audio] Pada slide ke-19 dari presentasi, kita akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat terbentuk adalah kemitraan strategis, di mana bank dan platform bekerja sama dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai contoh, Bank BCA telah menjalin kerjasama dengan GoPay untuk mengintegrasikan API mereka. Selain itu, kerjasama ini juga dapat menghasilkan produk gabungan antara brand kedua belah pihak, seperti yang telah dilakukan Bank Mandiri dengan Tokopedia. Terdapat juga investasi silang antara bank dan platform, seperti yang dilakukan Bank BRI dengan LinkAja. Investasi ini dapat membantu memperkuat layanan finansial yang ditawarkan oleh platform, sementara bank juga dapat memperoleh keuntungan dari investasi tersebut. Selain itu, terdapat juga joint venture, di mana bank dan platform dapat membentuk entitas baru yang dimiliki bersama. Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital merupakan langkah yang penting dalam menerapkan transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Dengan bekerja sama, kedua belah pihak dapat saling memperkuat dan mengembangkan layanan keuangan yang lebih inovatif dan efisien..

Scene 20 (26m 51s)

[Audio] Pada sesi ke-20 presentasi kami tentang transformasi layanan keuangan di era Society 5.0, kita akan membahas model kemitraan strategis yang dapat membantu dalam transformasi layanan keuangan. Model ini adalah kerja sama jangka panjang antara dua atau lebih pihak untuk mencapai tujuan bersama. Dalam model ini, sumber daya seperti teknologi, pelanggan, dan infrastruktur dibagikan untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, kita akan membahas tujuan bersama dan struktur tata kelola dalam model ini, termasuk tim gabungan dan mekanisme pengambilan keputusan yang efektif. Model ini juga menawarkan stabilitas hubungan bisnis dan keuntungan yang berkelanjutan bagi kedua pihak. Namun, model ini juga memiliki tantangan seperti kompleksitas negosiasi awal, perbedaan budaya organisasi, dan fleksibilitas yang lebih rendah. Namun, dengan pembelajaran yang lebih dalam, tantangan tersebut dapat diatasi. Demikianlah pembahasan mengenai model kemitraan strategis dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Mari bersama-sama mencapai tujuan bersama yang lebih maju..

Scene 21 (28m 3s)

[Audio] Kembali di sesi pelatihan hari ini, kita akan membahas kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Kolaborasi ini adalah langkah penting mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat. Dengan menggunakan model integrasi API, koneksi antara bank dan platform dapat terjalin dengan efisien dan terintegrasi. Beberapa karakteristik model ini antara lain adalah koneksi langsung dan real-time, modular, dan skalabilitas yang baik. Model ini juga menawarkan keamanan melalui autentikasi dan enkripsi data. Dalam model ini, terdapat beberapa jenis API yang umum digunakan seperti payment API, KYC API, Account Information API, dan Transaction Initiation API. Beberapa contoh implementasi dari model ini antara lain Bank Mandiri API Marketplace, BCA API, dan BRI API. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital untuk meningkatkan layanan keuangan di era Society 5.0..

Scene 22 (29m 10s)

[Audio] Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam era Society 5.0. Pada slide ke-22 dari total 48 slide, fokus kita akan ditujukan pada model produk co-branded. Model ini merupakan kerjasama antara dua brand yang menggabungkan keunggulan masing-masing untuk menciptakan produk baru. Dalam model ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, produk gabungan yang menggabungkan keunggulan kedua brand untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya tarik produk. Kedua, pemasaran yang dilakukan bersama-sama untuk meningkatkan kesadaran dan popularitas produk co-branded di mata konsumen. Ketiga, pembagian revenue yang merupakan kesepakatan bagi hasil untuk meminimalisir risiko dan memperoleh keuntungan yang adil bagi kedua belah pihak. Keempat, kepemilikan data pelanggan bersama yang dapat digunakan untuk kepentingan pemasaran dan analisis konsumen. Jenis produk co-branded yang sering ditemui antara lain kartu kredit co-branded, e-wallet terintegrasi, produk tabungan khusus, dan pinjaman digital. Contoh kesuksesan dari model ini antara lain BCA Sakuku dengan AlfaGroup, BRI BritAma dengan LinkAja, dan BNI Tapenas dengan GoPay. Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam model produk co-branded antara bank dan platform pembayaran digital..

Scene 23 (30m 37s)

[Audio] Selamat datang pada video pelatihan tentang transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Kita akan membahas kolaborasi bank dan platform pembayaran digital dalam menghadapi era baru ini. Model kerjasama yang sering terjadi adalah investasi saham, di mana bank dan platform dapat saling memiliki saham. Dengan kepemilikan saham, bank dapat memiliki pengaruh strategis dalam pengambilan keputusan mengenai operasional dan keuangan platform tersebut. Kasaa informasi yang transparan, bank dapat memperoleh informasi lengkap mengenai operasional dan keuangan platform tersebut, memperkuat sinergi bisnis antara kedua belah pihak. Terdapat tiga jenis investasi saham dalam kerjasama ini: minority stake, majority stake, dan full acquisition. Contoh implementasinya adalah bank Jago yang memiliki saham 22% di Gojek, dan SeaBank yang berkerjasama dengan Shopee, pemilik utama Sea Group, serta Allo Bank yang melakukan investasi strategis dengan Grab. Kolaborasi ini diharapkan dapat terus mengembangkan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di era Society 5.0. Terima kasih dan sampai jumpa di slide berikutnya!.

Scene 24 (31m 50s)

[Audio] Karakteristik kerjasama antara bank dan platform pembayaran digital adalah adanya entitas baru yang dibentuk dari kerjasama ini, yaitu perusahaan terpisah yang dimiliki bersama oleh kedua belah pihak. Dengan manajemen mandiri, tim yang independen dapat fokus pada bidang bisnis tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Keuntungan dan risiko juga dibagi bersama untuk memanfaatkan sumber daya secara efisien dan menciptakan budaya perusahaan baru. Namun, kerjasama ini juga menghadapi tantangan seperti kompleksitas hukum dan regulasi yang berbeda serta potensi konflik kepentingan. Namun, telah terdapat contoh sukses dari kerjasama tersebut, seperti Bank BNI dan Telkomsel melalui TCASH, Bank Mandiri dan Bukalapak melalui Mandiri Bukalapak, dan BRI dan Pos Indonesia melalui BRIpos. Dengan kolaborasi ini, diharapkan tercipta layanan keuangan yang inovatif dan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan era Society 5.0. Selamat mengikuti pelatihan dan sampai jumpa di slide berikutnya..

Scene 25 (32m 53s)

[Audio] Dalam pelatihan ini, kita akan membahas tentang faktor-faktor yang strategis dalam kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital untuk pengembangan layanan keuangan di era Society 5.0. Pada slide ke-25 dari 48 slide, kita akan menelusuri beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam kerjasama ini. Faktor pertama yang perlu diperhatikan adalah visi yang sejalan antara kedua belah pihak. Selain itu, nilai tambah yang jelas harus dirasakan oleh kedua belah pihak untuk memastikan manfaat yang nyata dari kerjasama ini. Model bisnis yang solid juga penting untuk kolaborasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Skalabilitas juga harus diperhatikan mengingat potensi pertumbuhan yang dapat dicapai. Faktor operasional, seperti integrasi teknologi yang kompatibel dan terhubung, juga harus diperhatikan untuk memudahkan alur kerja. Proses bisnis yang efisien dan terintegrasi juga merupakan faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Manajemen risiko juga perlu menjadi perhatian bersama untuk menjaga keberlangsungan kerjasama. Pemenuhan persyaratan hukum juga harus diperhatikan agar seluruh kegiatan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Faktor organisasi juga memiliki peran penting, seperti kepemimpinan yang kuat dari kedua belah pihak dan terciptanya budaya kolaborasi dan lingkungan yang mendukung kerjasama. Komunikasi yang efektif juga harus dijaga melalui mekanisme komunikasi yang jelas. Terakhir, tim gabungan yang kompeten merupakan modal utama untuk mencapai tujuan bersama. Itulah paparan mengenai faktor strategis dalam kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital..

Scene 26 (34m 35s)

[Audio] Tantangan dalam kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital adalah perbedaan visi, persaingan tidak sehat, kesulitan operasional, manajemen risiko yang terpisah, dan tantangan organisasi. Tantangan ini perlu diatasi secara bersama-sama agar kolaborasi dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal. Integrasi teknologi yang kompleks dan perbedaan standar pelayanan juga perlu diperhatikan. Selain itu, interpretasi regulasi yang berbeda dan perubahan kepemimpinan juga dapat memengaruhi kolaborasi. Koordinasi yang baik diperlukan untuk mengatasi semua tantangan dan mencapai transformasi layanan keuangan yang efektif dan efisien di era Society 5.0. Dengan kerja sama yang baik, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dapat memberikan manfaat bagi semua pihak..

Scene 27 (35m 27s)

[Audio] Saat ini, dunia telah memasuki era Society 5.0 yang ditandai dengan adopsi teknologi digital yang semakin luas. Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital semakin penting dalam transformasi layanan keuangan. Studi kasus menarik yang akan kita lihat adalah kolaborasi antara Bank BCA dan GoPay. Kerjasama ini dimulai sejak 2018 dan telah memperkuat posisi kedua perusahaan. Kolaborasi ini dilakukan melalui kemitraan strategis jangka panjang di mana layanan GoPay terintegrasi dengan rekening BCA. Selain itu, mereka juga melakukan kampanye bersama untuk meningkatkan adopsi layanan dan memanfaatkan infrastruktur bersama. Hasilnya sangat positif, dengan peningkatan transaksi hingga 300% dalam 3 tahun terakhir dan jumlah pengguna aktif mencapai 50 juta pengguna. Kolaborasi ini juga memberikan efisiensi operasional dengan biaya transaksi yang lebih rendah hingga 40%, yang merupakan manfaat yang dirasakan oleh kedua pihak. Selain itu, terdapat inovasi layanan baru yang terus dikembangkan untuk memberikan layanan terbaik bagi pengguna. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital memiliki dampak yang sangat positif dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Mari kita lanjutkan ke slide selanjutnya untuk mempelajari lebih lanjut tentang kolaborasi ini..

Scene 28 (36m 53s)

[Audio] Para peserta pelatihan, kita akan membahas tentang kolaborasi antara Bank dan platform pembayaran digital yang telah mengubah layanan keuangan di era Society 5.0. Studi kasus menarik yang akan kita lihat kali ini berasal dari Bank BRI dan LinkAja. Bank BRI adalah bank BUMN terbesar di Indonesia yang terbukti memiliki kinerja baik dalam industri keuangan. Sedangkan LinkAja adalah dompet digital yang merupakan bagian dari konsorsium BUMN yang memberikan banyak manfaat bagi penggunanya. Kerjasama antara keduanya dimulai pada tahun 2019 dengan model Joint Venture, yaitu pembentukan entitas baru antara kedua pihak. Bank BRI juga memiliki saham di LinkAja melalui penerapan Equity Investment. Selain itu, ada juga produk co-branded seperti tabungan BRI dengan manfaat dan keuntungan dari penggunaan LinkAja. Kolaborasi ini menciptakan ekosistem yang saling berbagi, dengan integrasi jaringan antara Bank BRI dan LinkAja. Hasilnya, terbukti bahwa kolaborasi ini meningkatkan inklusi keuangan dengan 20 juta pengguna baru yang terdaftar. Selain itu, kolaborasi ini juga telah menjangkau daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau, dengan adanya jaringan LinkAja yang lebih luas. Selain memberikan manfaat bagi nasabah, kolaborasi ini juga menghemat biaya operasional Bank BRI sebesar 35% dan meningkatkan layanan keuangan yang lebih cepat dan mudah bagi nasabah. Dengan demikian, kolaborasi ini telah membawa perubahan signifikan dalam layanan keuangan di era Society 5.0. Terima kasih..

Scene 29 (38m 33s)

[Audio] "Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital adalah topik yang akan kita bahas hari ini. Dalam era Society 5.0, layanan keuangan telah mengalami transformasi dan kita akan melihat bagaimana hal ini terjadi melalui studi kasus kolaborasi antara Bank Mandiri dan Tokopedia. Bank Mandiri, bank milik BUMN dengan jaringan terluas, dan Tokopedia, platform e-commerce terbesar di Indonesia, telah bekerja sama sejak tahun 2020 melalui integrasi API dan pengembangan produk co-branded seperti kartu kredit Mandiri-Tokopedia. Hasilnya, terjadi peningkatan transaksi sebesar 250% dan jumlah pengguna aktif Tokopedia meningkat menjadi 30 juta pengguna. Keduanya juga dapat melakukan analisis data pelanggan bersama untuk meningkatkan layanan dan rekomendasi produk. Salah satu hasil kolaborasi yang menonjol adalah fitur pembayaran cicilan tanpa kartu yang memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak. Kolaborasi ini telah membawa hasil yang sangat baik di era Society 5.0..

Scene 30 (39m 36s)

[Audio] "Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital merupakan topik utama dalam video edukasi kita mengenai meningkatkan layanan keuangan di era Society 5.0. Dalam presentasi ini, pada slide 30, kita akan membahas analisis SWOT dari kolaborasi tersebut. Kekuatan dari kolaborasi ini terletak pada kombinasi legitimasi dari bank dan inovasi dari platform pembayaran digital. Hal ini dikombinasikan dengan jaringan yang luas dan teknologi canggih, serta basis pelanggan yang besar dan beragam yang dapat menjadi sumber daya yang kuat dalam menghadapi persaingan. Namun, seperti kolaborasi lainnya, terdapat juga kelemahan yang perlu diperhatikan, seperti perbedaan budaya organisasi yang dapat menghambat integrasi teknologi yang kompleks. Selain itu, proses pengambilan keputusan yang lambat juga dapat menjadi kelemahan dari kolaborasi ini. Ketergantungan pada mitra juga perlu diatasi sebagai kelemahan lainnya. Meskipun begitu, kolaborasi ini menawarkan banyak peluang yang dapat dimanfaatkan, seperti ekspansi ke pasar yang belum terlayani dan pengembangan produk inovatif untuk meningkatkan efisiensi operasional. Peningkatan pengalaman pelanggan juga menjadi salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan. Namun, seperti bisnis lainnya, terdapat juga ancaman yang harus diwaspadai, seperti perubahan regulasi yang tidak pasti, persaingan dari pemain baru, risiko keamanan siber, dan perubahan preferensi konsumen yang dapat mempengaruhi keberhasilan kolaborasi ini. Dengan memahami analisis SWOT dari kolaborasi bank dan platform pembayaran digital, diharapkan kita dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada, serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang mungkin muncul. Terima kasih telah menyimak dan sampai jumpa di slide berikutnya..

Scene 31 (41m 24s)

[Audio] Slide ke-31 dari presentasi kami berjudul "Kolaborasi Bank dan Platform Pembayaran Digital Transformasi Layanan Keuangan di Era Society 5.0" akan membahas topik dari kelompok diskusi 2, yaitu "Model Kolaborasi Terbaik untuk Bank dan Platform Digital". Instruksi untuk diskusi ini adalah bagi menjadi 4-5 orang per kelompok dan pilih satu model kolaborasi yang ingin dibahas. Ada lima model kolaborasi yang dapat dipilih, yaitu Strategic Partnership, API Integration, Co-branded Products, Equity Investment, atau Joint Venture. Setiap model memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda. Sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, kita perlu menganalisis dengan seksama agar dapat memilih model kolaborasi yang paling sesuai dan memberikan manfaat yang optimal bagi kedua belah pihak. Sebagai contoh, jika memilih model Strategic Partnership, bank dan platform digital akan bekerja sama secara strategis untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih inovatif dan efisien. Namun, jika memilih model Joint Venture, kedua belah pihak akan membagi kepemilikan bisnis dan dapat mengembangkan produk atau layanan yang lebih komprehensif. Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan implementasi model kolaborasi yang ideal di Indonesia. Contohnya seperti kolaborasi antara Go-Pay dan Bank BCA yang menyediakan layanan pembayaran digital yang terintegrasi dan mudah digunakan oleh masyarakat. Setiap kelompok diharapkan dapat menyiapkan presentasi selama 5 menit untuk menjelaskan model kolaborasi yang dipilih, analisis keuntungan dan kerugian, serta contoh implementasi yang ideal di Indonesia. Waktu yang disediakan untuk diskusi adalah 20 menit, dan 15 menit untuk presentasi (3 menit per kelompok). Mari gunakan waktu dengan efektif dan mencari model kolaborasi terbaik yang dapat membawa perubahan positif dalam layanan keuangan di Indonesia..

Scene 32 (43m 23s)

[Audio] Pada slide nomor 32 dari presentasi ini, kita akan membahas tentang peran bank dalam ekosistem digital. Era Society 5.0 membawa transformasi yang signifikan dalam layanan keuangan. Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital menjadi kunci dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan transaksi keuangan yang efisien dan mudah. Dalam era digital, bank berperan sebagai penyedia layanan keuangan yang memfasilitasi transaksi masyarakat. Namun, dengan adanya platform pembayaran digital, transaksi keuangan dapat dilakukan lebih cepat dan praktis, membantu masyarakat dalam kebutuhan transaksi sehari-hari. Kolaborasi ini juga meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan bagi masyarakat, terutama bagi yang tinggal di daerah sulit dijangkau. Selain itu, kolaborasi ini juga mendorong inovasi dan teknologi dalam layanan keuangan, memberikan dampak positif bagi kemajuan ekonomi di era Society 5.0. Sebagai pengajar di perguruan tinggi, kami menekankan pentingnya kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital untuk mewujudkan layanan keuangan yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan layanan keuangan di era Society 5.0 dapat memberikan manfaat yang lebih besar dan membawa kemajuan yang signifikan. Demikianlah pembahasan mengenai peran bank dalam ekosistem digital. Mari kita terus mendukung dan berkolaborasi untuk mewujudkan layanan keuangan yang lebih baik di era Society 5.0..

Scene 33 (44m 57s)

[Audio] Kali ini, kita akan membahas mengenai transformasi peran bank di era digital. Peran bank tidak lagi terbatas pada penyimpan uang, pemberi pinjaman, pemroses pembayaran, dan manajer risiko. Di era digital, peran baru bank adalah sebagai enabler ekosistem keuangan, penyedia infrastruktur keuangan, platform provider, dan data custodian. Dengan kolaborasi bank dan platform pembayaran digital, data keuangan pelanggan dapat terintegrasi dan terkelola lebih efisien. Bank juga menjadi innovation partner dengan fintech untuk mengembangkan teknologi keuangan yang lebih inovatif serta compliance expert yang memastikan kepatuhan regulasi. Kolaborasi ini memberikan dampak besar dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Mari kita lanjutkan dengan slide berikutnya..

Scene 34 (45m 49s)

[Audio] Video pelatihan kami membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital untuk transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Saya adalah Yunisyaf Yunizal Arif, dosen di perguruan tinggi. Pada slide nomor 34 dari 48, kita akan membahas tentang bank sebagai enabler di ekosistem digital. Enabler berperan penting dalam memajukan transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Salah satu fungsi bank adalah menyediakan infrastruktur pembayaran yang memudahkan transaksi digital bagi pengguna. Bank juga memainkan peran penting sebagai layanan backend yang mendukung operasional platform digital. Selain itu, mereka juga berperan sebagai penyedia likuiditas untuk transaksi melalui platform pembayaran digital. Bank juga bertanggung jawab dalam mengelola risiko transaksi yang dilakukan melalui platform digital. Contohnya, BCA menyediakan infrastruktur untuk GoPay, Mandiri mendukung sistem pembayaran untuk Tokopedia, BRI menghubungkan LinkAja dengan jaringan BRI, dan BNI menyediakan backend untuk platform e-commerce. Kolaborasi ini memberikan akses yang lebih mudah ke sistem keuangan formal, memberikan keandalan dan stabilitas dalam transaksi, serta perlindungan bagi konsumen yang menggunakan platform pembayaran digital. Semua ini dilakukan dengan mematuhi regulasi yang berlaku. Ini adalah penjelasan tentang peran bank sebagai enabler di ekosistem digital dan contoh implementasinya..

Scene 35 (47m 22s)

[Audio] "Kembali ke presentasi kami mengenai kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital di era Society 5.0. Saat ini, kita akan membahas tentang Bank sebagai Platform Provider. Bank saat ini telah mengadopsi konsep Banking as a Service (BaaS) untuk mengikuti tren transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Konsep ini mengintegrasikan layanan perbankan dengan platform pembayaran digital untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna. BaaS memiliki beberapa aspek penting, seperti adanya Open API yang memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan perbankan secara mudah dan terintegrasi dengan platform pembayaran digital. Selain itu, terdapat juga Modular Services yang memungkinkan pengguna untuk mengkombinasikan layanan perbankan sesuai dengan kebutuhan mereka. Bank juga menyediakan White Label Solutions yang memungkinkan platform pembayaran digital untuk menggunakan layanan perbankan tanpa menunjukkan brand bank tertentu. Ada juga Developer Friendly yang memberikan dukungan bagi developer agar dapat memanfaatkan layanan perbankan dengan lebih efisien. Melalui BaaS, bank menyediakan berbagai layanan seperti Payment Services yang mencakup pembayaran dan transfer yang mudah dan cepat, serta Account Services yang memberikan layanan pembukaan dan manajemen rekening secara digital. Lending Services juga disediakan untuk memudahkan pengguna dalam mengajukan pinjaman secara online. Selain itu, BaaS juga mencakup Compliance Services yang melibatkan proses KYC (Know Your Customer), AML (Anti-Money Laundering), dan CFT (Combating the Financing of Terrorism) untuk memastikan keamanan dan kepatuhan bagi pengguna layanan perbankan. Sebagai contoh, terdapat implementasi BaaS melalui platform seperti Jago, Allo Bank, dan SeaBank yang telah bekerja sama dengan perusahaan digital seperti Shopee. BCA Syariah juga menyediakan layanan perbankan melalui BaaS. Terima kasih atas perhatian Anda.".

Scene 36 (49m 24s)

[Audio] Kali ini kita akan membahas slide nomor 36 dari presentasi tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Pada slide ini, peran bank sebagai data custodian dalam manajemen data akan dibahas. Data keuangan pelanggan disimpan dan dikelola dengan aman dan terenkripsi oleh bank untuk menjaga keamanan dan privasi data. Regulasi yang mengatur pengelolaan data di Indonesia, seperti Penyelenggara Sistem Elektronik dan UU Perlindungan Data Pribadi juga harus dipatuhi. Manajemen persetujuan pelanggan juga penting untuk memenuhi regulasi yang ada. Namun, dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0, inovasi dan keamanan data perlu seimbang. Standarisasi format data dan integrasi antar sistem juga penting untuk memudahkan akses dan pertukaran data. Membangun kepercayaan pelanggan juga kunci untuk mempertahankan eksistensi bank dan platform pembayaran digital. Sebagai mahasiswa di bidang Higher Education, kita harus memahami dan mengikuti perkembangan untuk siap menghadapi perubahan yang terus berlangsung..

Scene 37 (50m 34s)

[Audio] Mari kita lanjutkan dengan slide nomor 37 dari presentasi kami yang berjudul "Kolaborasi Bank dan Platform Pembayaran Digital: Transformasi Layanan Keuangan di Era Society 5.0" yang disampaikan oleh YUNISYAAF YUNIZAL ARIF. Dalam slide ini, kita akan membahas tentang model kolaborasi inovasi antara bank dan platform pembayaran digital. Sebagai partner inovasi, bank dapat bekerja sama dengan platform pembayaran digital untuk menciptakan inovasi yang mampu mengubah layanan keuangan di era Society 5.0. Ada beberapa model kolaborasi yang dapat dilakukan antara bank dan platform pembayaran digital, seperti Fintech Accelerator, Innovation Lab, Venture Capital, Co-development, dan Area Inovasi. Program Fintech Accelerator memberikan akselerasi bagi startup fintech yang memiliki potensi untuk mengembangkan layanan keuangan yang inovatif. Selain itu, bank dan platform pembayaran digital juga dapat bekerja sama melalui Innovation Lab untuk menciptakan solusi dan layanan baru dalam industri keuangan. Selain itu, bank juga dapat melakukan investasi pada startup fintech yang menjanjikan melalui model kolaborasi Venture Capital. Co-development juga merupakan model kolaborasi yang memungkinkan bank dan platform pembayaran digital untuk mengembangkan produk baru yang membantu masyarakat mengelola keuangan mereka. Kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital juga dapat mengembangkan Payment Innovation, Lending Technology, Wealth Management, dan Digital Identity untuk meningkatkan layanan keuangan. Berikut adalah beberapa contoh implementasi kolaborasi bank dan platform pembayaran digital di Indonesia..

Scene 38 (52m 17s)

[Audio] Saat ini kami berada di slide 38 dari 48 slide presentasi yang berjudul "Kolaborasi Bank dan Platform Pembayaran Digital Transformasi Layanan Keuangan di Era Society 5.0". Pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang bagaimana peran kami dalam mematuhi regulasi di era digital yang sedang berlangsung. Kami perlu memiliki pengetahuan yang cukup tentang regulasi keuangan yang ada demi memahami kerangka kepatuhan yang diperlukan. Kerangka kepatuhan yang komprehensif sangat penting untuk memastikan bahwa kami memenuhi semua regulasi yang ada. Selain itu, kami juga perlu melakukan penilaian risiko kepatuhan secara teratur agar dapat mengidentifikasi dan menilai kemungkinan risiko terkait dengan regulasi. Kami juga harus memiliki sistem pelaporan yang baik untuk memantau dan melaporkan kepatuhan regulasi dengan lebih efektif. Ada beberapa area utama dalam kepatuhan yang harus kami perhatikan, seperti AML/CFT (Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme) dan KYC (Know Your Customer) yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi identitas pelanggan. Perlindungan data pribadi pelanggan juga menjadi hal penting dalam kepatuhan regulasi karena dapat mempengaruhi reputasi perusahaan. Selain itu, sebagai platform digital, kami harus memenuhi persyaratan kecukupan modal yang ditetapkan oleh regulator untuk mengurangi risiko regulasi dan meningkatkan kepercayaan regulator terhadap perusahaan kami. Secara keseluruhan, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dapat memberikan nilai tambah bagi kepatuhan regulasi. Dengan kerja sama yang baik, kami dapat mempercepat proses kepatuhan regulasi, meningkatkan kepercayaan regulator, dan melindungi reputasi perusahaan kami..

Scene 39 (54m 6s)

[Audio] Di era Society 5.0, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital menjadi penting dalam transformasi layanan keuangan. Sebagai dosen di perguruan tinggi, saya Yuni akan mempresentasikan slide ke-39 mengenai topik ini. Industri keuangan di zaman digital menghadapi beberapa tantangan, seperti sistem lama yang sulit diintegrasikan, keamanan siber yang semakin kompleks, kekurangan talenta digital, disintermediation, dan persaingan dari pemain non-bank. Regulasi yang tidak pasti juga bisa menyulitkan perusahaan dalam melakukan inovasi. Namun, dengan kolaborasi yang baik dan kesiapan untuk mengadopsi teknologi baru, kita dapat mengatasi tantangan ini dan meningkatkan layanan keuangan masyarakat. Terima kasih telah mengikuti video ini. Sampai jumpa!.

Scene 40 (54m 57s)

[Audio] "Di pelajaran kita hari ini, kita akan membahas tentang strategi adaptasi bank-bank dalam menghadapi era digital yang semakin maju. Ada empat strategi utama yang menjadi fokus perubahan, yaitu strategi teknologi, strategi bisnis, strategi regulasi, dan budaya inovasi. Pertama, strategi teknologi terdiri dari digital core, API first, cloud adoption, dan data analytics. Digital core adalah inti digital yang menjadi dasar layanan bank, sedangkan pendekatan API first penting untuk layanan yang terintegrasi dengan platform pembayaran digital. Adopsi teknologi cloud juga penting untuk mempercepat transformasi layanan keuangan. Kemudian, strategi bisnis yang fokus pada pelanggan sangat penting dalam era digital. Strategi customer centricity menjadi prioritas utama di bank untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu, pendekatan ekosistem penting dalam kerjasama antara bank dan platform pembayaran digital. Organisasi yang tangkas dan budaya inovasi juga strategi bisnis yang penting. Selanjutnya, strategi regulasi juga perlu diperhatikan. Bank harus mengikuti peraturan yang berlaku dengan melibatkan regulator secara aktif dan menerapkan kepatuhan sejak awal dalam setiap layanan. Partisipasi dalam regulatory sandbox juga dapat membantu bank dalam menguji layanan baru. Terakhir, kepatuhan proaktif juga perlu diterapkan untuk mengantisipasi perubahan regulasi..

Scene 41 (56m 28s)

[Audio] Pada video pelatihan ini, kita akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital yang akan membentuk layanan keuangan masa depan di era Society 5.0. Dalam slide ke-41 presentasi, kita akan membahas tentang tren yang akan membentuk layanan keuangan di masa depan. Pertama, kita akan membahas tentang Embedded Finance, yaitu keuangan yang tersemat dalam platform untuk memungkinkan integrasi layanan keuangan dan aplikasi digital lainnya. Selanjutnya, kita akan membahas tentang Open Banking, konsep perbankan terbuka yang memungkinkan berbagi dan penggunaan data keuangan oleh berbagai layanan keuangan. Selain itu, kita juga akan membahas tentang DeFi atau keuangan terdesentralisasi, dimana layanan keuangan dapat dilakukan secara peer-to-peer atau antar individu. Kemudian, kita akan membahas tentang CBDC atau mata uang digital bank sentral yang akan mengubah sistem keuangan secara fundamental. Selanjutnya, akan dibahas tentang AI dan otomatisasi yang akan meningkatkan efisiensi layanan keuangan. Bank di masa depan akan berperan sebagai Infrastructure Provider, Trust Layer, Regulatory Intermediary, Specialized Services, dan Ecosystem Orchestrator untuk meningkatkan layanan keuangan yang lebih baik dan inovatif. Kita juga akan melihat kesiapan Bank Indonesia dalam menghadapi transformasi digital ini, yang telah melakukan langkah-langkah seperti pengembangan talenta, kolaborasi dengan fintech, dan inovasi berkelanjutan. Demikianlah pembahasan tentang kolaborasi bank dan platform pembayaran digital yang akan membentuk layanan keuangan di era Society 5.0..

Scene 42 (58m 11s)

[Audio] Slide nomor 42 dalam presentasi ini membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Sebelumnya, telah dibahas mengenai Bank Artos Indonesia yang menjadi bank digital pertama di Indonesia. Namun sekarang, fokus akan ditujukan pada studi kasus Bank Jago. Bank Jago memiliki pemegang saham seperti Gojek (22%), PT Metra Digital (20%), dan masyarakat (58%). Bank ini juga menerapkan model bisnis Lifestyle Banking yang menawarkan layanan perbankan sesuai dengan gaya hidup pengguna. Konsep Pocket Concept juga diterapkan dengan kantong terpisah untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Salah satu keunggulan dari Bank Jago adalah adanya Open API, yaitu platform terbuka untuk integrasi dengan berbagai layanan digital. Hal ini memudahkan pengguna untuk melakukan transaksi dengan lebih cepat dan mudah. Selain itu, Bank Jago telah membentuk partnership ecosystem, yaitu ekosistem kemitraan dengan berbagai perusahaan dan layanan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas layanan dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna. Kolaborasi ini memungkinkan Bank Jago untuk memberikan layanan keuangan yang lebih inovatif dan sesuai dengan perkembangan teknologi di era Society 5.0. Mari kita lanjut ke slide berikutnya. Terima kasih..

Scene 43 (59m 40s)

[Audio] Pada slide ke-43, kita akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital yang telah membawa transformasi dalam layanan keuangan di era Society 5.0. Salah satu inovasi yang ditawarkan adalah adanya saku terpisah, yang mana dapat memudahkan manajemen keuangan berbasis kantong untuk setiap pengguna. Terdapat pula fitur tabungan dengan tujuan spesifik yang dapat membantu pengguna mencapai tujuan keuangan tertentu. Melalui integrasi dengan GoPay, pengguna juga dapat terhubung dengan dompet digital terbesar, sehingga transaksi menjadi lebih mudah dan cepat. Selain itu, platform ini juga menyediakan fitur Jago Investasi yang terintegrasi, memudahkan pengguna untuk melakukan investasi dengan berbagai pilihan instrumen investasi yang tersedia. Hasilnya, terjadi peningkatan pengguna aktif hingga 7 juta pada tahun 2024 dan pertumbuhan pengguna mencapai 300% dalam 2 tahun. Platform ini juga diperkirakan akan memiliki valuasi $2.5 miliar pada tahun yang sama. Mari kita simak slide berikutnya untuk melihat fitur lainnya yang ditawarkan oleh platform ini..

Scene 44 (1h 0m 49s)

[Audio] Pada pelajaran hari ini, kita akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam era Society 5.0. Pada slide ke-44, kita akan membahas studi kasus tentang kolaborasi antara SeaBank dan platform pembayaran digital. SeaBank sebelumnya dikenal sebagai Bank Kesejahteraan Ekonomi tetapi sekarang telah diakuisisi oleh Sea Group. Transformasi yang dilakukan oleh SeaBank adalah untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan era Society 5.0. Fokus utamanya adalah mendukung platform e-commerce Shopee yang merupakan bagian dari Sea Group. Model bisnis yang diterapkan oleh SeaBank adalah ecosystem banking, di mana mereka tidak hanya menawarkan layanan perbankan tetapi juga terintegrasi dengan ekosistem Shopee. Kolaborasi ini memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Salah satu keunggulan dari kolaborasi ini adalah seamless integration, di mana SeaBank dan Shopee terintegrasi tanpa batas, memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi keuangan secara online. Selain itu, layanan ini juga didukung oleh struktur biaya rendah, sehingga SeaBank dapat memberikan layanan dengan biaya yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Dengan demikian, layanan keuangan menjadi lebih inklusif dan dapat diakses lebih luas oleh masyarakat. Kolaborasi ini adalah salah satu bentuk transformasi layanan keuangan di era Society 5.0, yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada pelajaran berikutnya..

Scene 45 (1h 2m 25s)

[Audio] "Kembali ke video pelatihan kami tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital di era Society 5.0. Pada slide ke-45 dari 48, kita akan membahas inovasi dari ShopeePay. Inovasi tersebut adalah integrasi dengan bank. Dengan integrasi ini, pengguna dapat melakukan transaksi pembayaran menggunakan ShopeePay di berbagai merchant yang bekerja sama dengan bank. Selain itu, ShopeePay juga menawarkan layanan deposito dengan bunga yang tinggi, memberikan kesempatan bagi pengguna untuk mendapatkan keuntungan dari simpanan mereka di ShopeePay. Selanjutnya, ShopeePay juga memiliki layanan pinjaman digital yang memudahkan pengguna dalam memperoleh dana tambahan. Proses pengajuan pinjaman yang cepat dan mudah menarik banyak pengguna. Salah satu keuntungan lain dari ShopeePay adalah tidak ada biaya administrasi yang dikenakan, menguntungkan bagi pengguna yang sering menggunakan ShopeePay. Dengan berbagai inovasi yang ditawarkan, ShopeePay telah mampu menarik lebih dari 10 juta pengguna aktif pada tahun 2024. Pertumbuhan pengguna ShopeePay bahkan telah mencapai 400% dalam 2 tahun terakhir dan diperkirakan valuasinya akan mencapai $3 miliar pada tahun 2024. Semua ini adalah hasil dari kolaborasi yang sukses antara bank dan platform pembayaran digital, yang mampu mengoptimalkan layanan keuangan di era Society 5.0. Terima kasih telah mengikuti video pelatihan ini, sampai jumpa lagi!.

Scene 46 (1h 3m 56s)

[Audio] Pada slide ini, kita akan membahas studi kasus tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam menciptakan era Society 5.0. Allo Bank, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Harda Internasional, kini diakuisisi oleh PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek). Dengan adanya akuisisi ini, Allo Bank kini berfokus pada kolaborasi dengan platform digital melalui model bisnis Collaborative Banking. Melalui kerja sama ini, Allo Bank bekerja sama dengan berbagai platform digital untuk memberikan layanan keuangan yang lebih baik kepada pelanggan. Selain itu, Allo Bank juga melakukan integrasi dengan platform digital untuk mengoptimalkan proses transaksi dan meningkatkan efisiensi. Ini membantu menciptakan ekosistem digital yang berkembang dan memberikan kemudahan dalam bertransaksi. Untuk terus berinovasi, Allo Bank memiliki Innovation Hub, yaitu pusat inovasi yang terus mengembangkan layanan dan produk baru. Kerja sama antara bank dan platform digital diharapkan dapat terus mengembangkan layanan keuangan di era Society 5.0 dan memudahkan kehidupan masyarakat..

Scene 47 (1h 5m 5s)

[Audio] Di pelatihan hari ini, kita akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dalam era Society 5.0. Salah satu inovasi yang telah diluncurkan adalah Allo Prime, program loyalitas yang menawarkan berbagai manfaat bagi pengguna setia. Selain itu, terdapat juga layanan Allo Paylater yang memungkinkan pembelian sekarang dan pembayaran nanti. Dan tidak ketinggalan, ada juga Allo Invest, sebuah platform investasi yang terintegrasi dengan Allo. Kolaborasi yang menarik adalah antara Allo dan bank terbesar di Indonesia, yaitu BCA. Dengan integrasi ini, pengguna dapat dengan mudah mengakses layanan Allo melalui KlikBCA, memudahkan transaksi dan pembayaran. Hasil dari kolaborasi ini telah membuktikan kepuasan masyarakat, dengan jumlah pengguna aktif mencapai 5 juta dan diperkirakan akan terus bertambah hingga tahun 2024. Pertumbuhan juga mencapai 250% dalam 2 tahun terakhir, menunjukkan minat yang tinggi terhadap layanan tersebut. Nilai dari platform Allo diperkirakan mencapai $1.8 miliar pada tahun 2024, merupakan bukti bahwa kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital dapat menciptakan inovasi dan transformasi layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di era Society 5.0..

Scene 48 (1h 6m 27s)

[Audio] Selamat siang, para peserta pelatihan. Kami telah sampai pada slide terakhir dari presentasi hari ini. Pada slide ke-48, kami akan membahas tentang kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital yang mendorong transformasi layanan keuangan di era Society 5.0. Dalam dunia keuangan yang terus berkembang, kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital merupakan strategi yang cerdas dan efektif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Kolaborasi ini juga sejalan dengan konsep Society 5.0 yang menekankan pada pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kehidupan sosial secara menyeluruh. Pada slide ini, kita akan melihat sebuah tabel dengan data-data yang menunjukkan perbandingan antara tiga bank digital terkemuka, yaitu Bank Jago, SeaBank, dan Allo Bank. Mari kita lihat aspek-aspek yang menjadi fokus utama dari masing-masing bank. Bank Jago memiliki fokus utama pada lifestyle banking, sedangkan SeaBank dan Allo Bank berfokus pada konsep ecosystem dan kolaborasi. Pemegang saham utama dari ketiga bank ini juga berbeda, yaitu Gojek (22%), Sea Group, dan Emtek. Namun, mereka semua telah mengintegrasikan platform pembayaran digital seperti GoPay, ShopeePay, dan KlikBCA. Dalam hal fitur unggulan, Bank Jago menawarkan Pocket Concept dan tingkat bunga yang tinggi, sedangkan SeaBank dan Allo Bank menawarkan Allo Prime dan memiliki pengguna aktif yang diperkirakan akan terus bertambah hingga tahun 2024. Dari segi pertumbuhan, ketiga bank ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan SeaBank memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 400%. Namun, dari segi valuasi, Bank Jago dan SeaBank memiliki angka yang lebih tinggi dibandingkan Allo Bank. Dengan melihat perbandingan bank digital ini, kita dapat melihat bahwa kolaborasi antara bank dan platform pembayaran digital telah memberikan dampak positif dalam transformasi layanan keuangan. Inovasi dan kerjasama yang terus dilakukan oleh ketiga bank ini juga menunjukkan bahwa kolaborasi seperti ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Dan demikianlah akhir dari presentasi kami. Terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mengikuti dengan penuh perhatian. Kami berharap presentasi ini memberikan wawasan yang bermanfaat dan dapat diterapkan di lingkungan kerja masing-masing. Terima kasih, dan sampai jumpa kembali..