PowerPoint Presentation

Published on Slideshow
Static slideshow
Download PDF version
Download PDF version
Embed video
Share video
Ask about this video

Scene 1 (0s)

Kelompok 5. PARADIGMA PENGEMBANGAN IPTEK.

Scene 2 (18s)

MEMBER. CATHRINE GITA CAHYANING. 01. 1810811061. NANDA PUTRI NOVIANTI.

Scene 3 (53s)

DEFINISI. 01.

Scene 4 (1m 7s)

DEFINISI PARADIGMA DAN IPTEK. Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi terdapat 3 (tiga) jenis paradigma pengembangan IPTEKS, yaitu: Paradigma sekuler, sosialis dan Islam. Paradigma sekuler memandang agama dan IPTEK tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan IPTEKS. IPTEKS bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Paradigma Islam memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits- menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia..

Scene 5 (1m 14s)

POTENSI MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK. 02.

Scene 6 (1m 27s)

POTENSI MANUSIA (JASMANI DAN ROHANI) DALAM PENGEMBANGAN IPTEKS.

Scene 7 (1m 32s)

POTENSI MANUSIA MENURUT IMAM AL-GHAZALI. O1. Qalb.

Scene 8 (2m 5s)

Sumber ilmu selain wahyu dalam epistemologi Islam adalah akal dan kalbu. Aql sebagai masdhar tidak disebutkan dalam al-Qur’an, tetapi sebagai kata kerja aqala dengan segala akar katanya terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak 49 kali. Semuanya menunjukkan unsur pemikiran pada manusia (Wan Daud, 1997)..

Scene 9 (2m 16s)

Bentuk عقلوه disebutkan satu kali. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut: اَفَتَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ كَلَامَ اللّٰهِ ثُمَّ يُحَرِّفُوْنَهٗ مِنْۢ بَعْدِ مَا عَقَلُوْهُ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ.

Scene 10 (2m 24s)

Bentuk تعقلون disebutkan sekitar 24 kali, yaitu dalam firman Allah berikut: وَاتَّبِعْ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُ ۚوَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ ࣖوَاتَّبِعْ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُ ۚوَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ.

Scene 11 (2m 30s)

Bentuk نعقل disebutkan satu kali, yaitu dalam firman Allah berikut: وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ.

Scene 12 (2m 37s)

RAMBU PENGEMBANGAN IPTEK DALAM AL-QURAN DAN HADITS.

Scene 13 (2m 50s)

Pengembangan IPTEKS pada satu sisi memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup manusia bila IPTEKS disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas iman dan taqwa, IPTEKS bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif (merusak). Al-Qur’an sebagai dasar pijakan seorang muslim dalam kehidupan ini memberikan kejelasan, bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk memahami elemen- elemen alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda dalam bumi dan langit demi kebutuhannya. Allah SWT dalam surat al-Israa’ berfirman..

Scene 14 (2m 59s)

اَللّٰهُ الَّذِيْ رَفَعَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ يُدَبِّرُ الْاَمْرَ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّكُمْ تُوْقِنُوْنَ.

Scene 15 (3m 11s)

RAMBU-RAMBU TERSEBUT DIANTARANYA DIURAIKAN SEBAGAI BERIKUT:.

Scene 16 (3m 19s)

MUATAN ETIKA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK. Teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai, demikian pula penyalahgunaan teknologi merupakan perbuatan zalim yang tidak disukai Allah SWT. Perhatikan Firman - Nya : الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 77)..

Scene 17 (3m 27s)

Dengan demikian, rambu-rambu pengembangan IPTEKS dalam Islam adalah menjadikan paradigma Islam sebagai pandangan utama dan menjadikan syariah Islam sebagai dasar dalam penerapan dan pemanfaatan konsep IPTEKS. Perkembangan IPTEKS itu harus diikuti dengan keimanan dan ketakwaan, sehingga pengembangan IPTEKS merupakan hasil dari keterampilan manusia dengan dilandasi Al-Qur’an dan Hadits..

Scene 18 (3m 32s)

KESIMPULAN. 04.

Scene 19 (3m 43s)

Potensi akal fikiran dalam pengembangan IPTEKS berfungsi untuk membaca dan mengamati fenomena-fenomena alam semesta. Potensi hati untuk mengahayati, merenungi, merasakan dan mengimani kebesaran dan kekuasaan Allah di dalam pencipataanNya. Sementara potensi jasadiah (fisik) diibaratkan sebagai tentara kalbu yang disebar ke dunia fisis-sensual, dan beroperasi di wilayahnya masing-masing dan laporannya berguna bagi akal. Rambu-rambu pengembangan IPTEKS, yaitu pertama menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan IPTEKS, dan ketiga pengembangan IPTEKS terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil teknologi pada saat akan diterapkan..

Scene 20 (3m 54s)

THANKS FOR WATCHING.